TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengungkapkan dirinya dituduh dekat dengan kelompok radikal saat membahas isu ideologi di debat keempat malam ini. Prabowo mengatakan tuduhan itu berasal dari kelompok pendukung calon presiden lawan, Joko Widodo.
Baca: Prabowo Singgung Jual Beli Jabatan di Debat Capres
Awalnya, Prabowo mengatakan dia mengakui Jokowi adalah seorang nasionalis, Pancasilais, dan patriot. Itu sebabnya dia datang dan memberi hormat saat Jokowi dilantik sebagai presiden pada Oktober 2014.
"Tetapi saya juga ingin bertanya apakah Pak Jokowi paham dan mengerti di antara pendukung Pak Jokowi ada yang melontarkan tuduhan yang tidak tepat kepada saya," kata Prabowo di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.
Prabowo mengatakan dirinya difitnah ingin melarang tahlilan seumpama terpilih menjadi presiden. Dia juga mengaku dituduh ingin mengganti ideologi Pancasila dengan khilafah.
Prabowo menampik isu tersebut. Dia menceritakan ibunya adalah seorang Nasrani. Ibu Prabowo, Dora Marie Sigar, memang seorang Nasrani asal Manado, Sulawesi Utara.
Dia juga mengatakan dirinya sudah teken kontrak sebagai militer sejak usia 18 tahun. Itu artinya, kata Prabowo, dia siap mati untuk Republik Indonesia.
"Saya dari umur 18 tahun pertaruhkan nyawa saya untuk membela Pancasila. Bagaimana, kok, saya dituduh untuk mengubah Pncasila. Sungguh kejem itu," kata Prabowo.
Baca: Begini Gaya Kampanye Zulkifli Hasan Ajak Kader PAN Pilih Prabowo
Sawala malam ini membahas isu ideologi, peemerintahan, pertahanan keamanan, dan hubungan internasional. Debat dipandu oleh moderator Ratih Pinasthi dan Zulfikar Naghi serta disiarkan oleh stasiun televisi Indosiar, SCTV, dan Metro TV.