TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren Mlangi, Sleman, Yogyakarta berisi pidato yang mengingatkan bahaya Negara Islam Irak dan Suriah ISIS, khilafah, dan hoaks.
Berdiri selama 41 menit di hadapan ribuan kiai dan santri, Ma'ruf menekankan dirinya mau mendampingi calon presiden Joko Widodo untuk maju dalam Pilpres 2019 dengan alasan didesak para ulama untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kemerdekaan Indonesia, kata dia tidak lepas dari perjuangan para ulama dan pendiri bangsa. Islam, kata dia mengajarkan prinsip ukhuwah atau persaudaraan, saling mengasihi, dan toleransi. Indonesia sepakat menerima semua golongan dan hidup.
Ma'ruf juga menyingung ideologi khilafah yang tidak mengikuti kesepakatan NKRI. "NKRI selesai. Jangan berikan toleransi kepada siapapun yang ingin mengubah NKRI," kata dia dalam istighosah deklarasi kiai-santri Daerah Istimewa Yogyakarta untuk kemenangan 01 di Ponpes Mlangi, Kamis, 28 Maret, 2019.
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan keberadaan ISIS yang datang untuk menghancurkan peradaban. Di Indonesia menurut dia terdapat kelompok yang ingin menghancurkan Indonesia dengan cara-cara yang halus.
Baca Juga:
Dia mencontohkan adanya kelompok yang mengharamkan untuk hormat pada bendera merah putih. Kelompok itu menganggap hormat pada bendera merah putih sebagai thogut, haram, dan kafir. "Mereka ini yang menyebarkan hoaks dan kebencian."
Kelompok penebar kebencian itu menurut dia membuat orang-orang saling bertengkar. Dia mengajak kiai dan santri untuk melawan hoaks dan segala ujaran kebencian.
Pilpres 2019, menurut dia, bukan sekadar persoalan kalah-menang, namun bicara agar Indonesia tetap berdiri. Dia mengajak semua kiai dan santri berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara dengan memakai baju putih. "Malu dengan Kiai Ma'ruf yang ikut berjuang kalau tidak datang ke TPS," kata dia.
Ketua deklarasi dukungan terhadap pasangan 01 di Ponpes Mlangi, Kiai Yasin Nawawi mengajak para kiai dan santri untuk memilih pemimpin yang menjaga keutuhan NKRI. Dia menyebutkan Pilpres bukan sekadar persaingan politik, melainkan persaingan ideologi.
Kiai-kiai NU dalam kontestasi ini berada pada posisi melawan kelompok yang tidak setia pada Pancasila. Dia menyebut ideologi khilafah yang merusak tatanan NKRI. "Islam moderat melawan Islam garis keras, wahabi, salafi, dan HTI," kata Yasin.
Para kiai dan santri NU harus memenangkan pasangan calon nomor urut 01 demi menjaga keutuhan Indonesia. "Kalau 02 yang menang tamatlah riwayat Indonesia," kata dia.
SHINTA MAHARANI (Sleman)