TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengkritik program Sadakah Putih yang disampaikan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno ketika debat di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad malam, 17 Maret 2019. "Menurut saya, program itu mengacaukan masyarakat," ujar Ma'ruf Amin.
Baca: Ma'ruf Amin Janji Angka Stunting Turun 10 Persen dalam 5 Tahun
Sawala itu bermula ketika Ma'ruf Amin bertanya kepada Sandiaga soal program sedekah putih untuk mengatasi stunting. Sandiaga lalu menjelaskan bahwa kata 'putih' di sedekah putih itu adalah susu. Program sedekah putih itu adalah bagian dari Indonesia Emas yang digagas Prabowo-Sandiaga.
Kemudian, program sedekah putih itu dikritik oleh Ma'ruf. Menurut dia, program itu kerap dianggap sebagai pemberian susu setelah anak disusui ibunya. Padahal, kata dia, program pencegahan stunting seharusnya diberikan pada 1.000 hari pertama setelah lahir. "Kalau diberikan setelah dua tahun, maka tidak lagi berpengaruh mencegah stunting," kata Ma'ruf.
Sandiaga menjawab kritik Ma'ruf dengan menceritakan pengalaman istrinya saat melahirkan putra bungsunya yang bernama Sulaiman di usia 42 tahun. Setelah bulan keenam, ASI untuk Sulaiman diberhentikan. Cerita itu menjadi contoh bahwa perlu ada bantuan susu untuk ibu-ibu yang ASI-nya berhenti.
Baca: Debat Cawapres, Ma'ruf Amin: Tenaga Kerja Asing Terkendali
"Ini bukan tentang Prabowo - Sandi, bukan tentang pilpres, ini generasi emas akan hilang jika satu per tiga tidak diberi asupan susu," kata Sandiaga.