TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma’ruf Amin, Erick Thohir mengatakan anak-anak muda yang pada pemilu 2019 ini cenderung tidak memilih atau golput, disebabkan karena belum sadar akan pentingnya politik.
Berita terkait: SMRC: Elektabilitas Jokowi 57,6 Persen Prabowo 31.8 Persen
Erick Thohir yang mencontohkan anaknya sendiri, mengatakan generasi milenial ini lebih asik dengan media sosial dan digital media. Itu menyebabkan mereka kurang bersosialisasi. "Akhirnya asik dalam dunianya (sendiri),” ujar Erick di The Pallas, Jakarta, Ahad, 17 Maret 2019.
Dia mengatakan hal itu perlu diubah dengan cara mengingatkan mereka. Ia mengharapkan kaum muda atau milenial berpartisipasi dalam pemilu.
Adapun Ketua Dewan Pembina relawan milenial Jokowi - Ma’ruf, KitaSatu, Arif Rosyid mengatakan alasan milenial belum menetapkan pilihan karena masih ragu-ragu dengan program yang ditawarkan oleh kedua kubu. Selain itu juga masih banyak milenial yang terpapar kabar bohong atau hoax.
“Masih banyak banget (yang termakan hoax). Mereka juga masih ragu, dan merasa belum yakin terhadap program-program (kandidat),” ujar Arif di lokasi yang sama.
Untuk itu pula ia bersama organisasi relawannya meluncurkan aplikasi kampanye berbasis website, Milenial Ketuk Pintu. Aplikasi ini diklaim, merupakan cara kampanye yang dapat lebih mudah diterima oleh kaum milenial.
Menurut Arif, kampanye ini dilakukan dengan pendekatan yang lebih ramah anak muda, yakni dengan cara menekankan dialog ketimbang secara langsung mengajak untuk memilih salah satu paslon.
Koordinator KitaSatu Pradana Indraputra menilai cara kampanye ini sangat efektif. Karena aplikasi ini dapat memonitor pergerakan kampanye pintu ke pintu yang tengah dilakukan. Dari aplikasi itu juga mereka dapat memantau karakteristik pemilih.
“Kami incar engangement-nya. Kami mencoba meluruskan, kalau mereka salah memandang Jokowi, apa yang salah kami luruskan,” ujar Dana.