TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno ogah mengomentari pernyataan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romy yang menuding kelompok pengusung khilafah atau HTI berada di balik pasangan calon Prabowo Subianto dan Sandiaga. Menurut Sandiaga, ia tak pernah mengenal ulama pengusung HTI seperti yang dimaksudkan Romy dalam masa kampanye ini.
Berita terkait: Pengamat: Peluang Sandiaga Kembali Jadi Wagub Masih Terbuka
"Saya tidak ingin berkomentar ya, karena saya tidak mengenal ulama-ulama tersebut. Selama saya berkampanye banyaknya ditemenin sama ubaru," kata Sandiaga berkelakar di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Maret 2019.
Sandiaga lalu menuturkan ia tak ingin berkampanye dengan cara yang memecah belah. Kampanye kubu 02, kata dia, adalah kampanye yang sejuk. "Demokrasi kami demokrasi yang penuh harapan baru dan politik kami politik santun."
"Siapapun yang menginginkan Indonesia menang bisa bergabung Prabowo - Sandi. Kami ingin membangun kesan yang positif, bukan yang memecah belah," kata Sandiaga.
Sebelumnya Romahurmuziy menuturkan bahwa bagi eks HTI dalam pemilu presiden 2019 tidak ada pilihan lain kecuali mendukung pasangan calon nomor urut 02, Prabowo - Sandiaga. Hal itu diungkapkan saat ia bertemu dengan pengurus PCNU Sukabumi, Jawa Barat, Selasa malam, 5 Maret 2019.
Menurut Romy, HTI tak mungkin berpihak kepada Jokowi. Jika Jokowi terpilih lagi, HTI sudah pasti tidak bisa lagi berkembang di Indonesia karena memang sudah dilarang.