TEMPO.CO, Jakarta -Kubu calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus mengantisipasi penyebaran hoax yang dapat menurunkan elektabilitas pasangan nomor urut 2 tersebut.
Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandi menangkal hoaks dengan cara salah satunya kampanye door to door alias rumah ke rumah. “Kami bekerja keras door to door,” kata juru bicara BPN, Andre Rosiade, Selasa, 5 Maret 2019.
Baca : 120 Siswa SMU Jaksel Dilatih di Bogor Buat Tangkal Hoax Pemilu
Andre menuturkan menugaskan relawan, pendukung maupun calon legislatif dari partai pendukung untuk melakukan kampanye tersebut. Dia mengatakan dalam model kampanye itu, para relawan dan pendukung memberikan pesan positif soal Prabowo.
Selain itu, Andre mengatakan pihaknya juga terus memantau media sosial. Bila ditemukan hoaks yang menyerang, maka pihaknya akan langsung mengoreksi informasi tersebut. “Kami langsung tangkal dengan informasi jitu dan berimbang,” kata dia.
Andre menuturkan serangan hoaks kepada Prabowo sudah terjadi sejak pemilu 2009 dan 2014. Dia mengatakan hoaks itu mempengaruhi elektabilitas mantan Komandan Komando Pasukan Khusus itu.
Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade saat ditemui setelah Diskusi Polemik Tagar di Tjikini Lima, Cikini, Jakarta Pusat, pada Rabu, 12 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Menurut Andre, hoaks yang biasa dinarasikan adalah soal Prabowo yang otoriter, pemarah dan pelanggar Hak Asasi Manusia. Dia mengatakan tiga isu itu terus diungkit tiap pemilu. “Seperti paket lima tahun.” Namun, menurut Andre, stigma itu mulai terkikis dilihat dari debat pilpres pertama dan kedua. “Masyarakat mulai obyektif,” kata dia.
Anggota Badan Pengawas Pemilu Mochammad Afifuddin mengatakan penyebaran hoaks jelang Pemilu 2019 berlangsung secara terorganisasi. Dia mengatakah hoaks makin mengkhawatirkan karena menyerang penyelenggara pemilu.
Bawaslu, kata Afifuddin, berkaca pada kabar bohong soal tujung kontainer bermuatan surat suara tercoblos dari Cina. Dia mengatakan pada pekan lalu, juga tersebar hoax mengenai kerusuhan di Komisi Pemilihan Umum Medan gara-gara ditemukannya surat suara tercoblos untuk pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Simak pula :
Begini Obrolan Presiden Jokowi dan Siswa SMA Taruna Nusantara
Dia mengatakan kabar bohong itu bisa berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan Pemilu. “Jangan sampai ini upaya mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu,” kata dia kemarin.
Presiden Jokowi meminta pelajar memerangi hoax yang beredar di media sosial. Dia berharap urusan politik tak sampai memecah-belah masyarakat.
“Saya minta berani meluruskan, berani merespons, kalau ada fitnah, hoax yang bertebar di medsos,” kata dia saat menerima kunjungan siswa SMA Taruna Nusantara di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 4 Maret 2019.
ARKHELAUS WISNU | AHMAD FAIZ IBNUSANI