TEMPO.CO, Jakarta - Beredar video di media sosial tentang dua perempuan yang membujuk warga agar tak memilih calon presiden Joko Widodo atau Jokowi di pemilihan presiden 2019. Dua perempuan itu menyebut tak akan ada lagi azan dan wanita berkerudung jika Jokowi menang. Tak cuma itu, perkawinan sesama jenis juga disebut akan diperbolehkan.
Baca juga: Pidato Kebangsaan, Jokowi Janjikan Dua Kartu Sakti Jika Terpilih
Dua perempuan itu terlihat sedang kampanye door to door. Keduanya berbicara dalam bahasa Sunda. Video mereka beredar di Twitter, di antaranya diunggah oleh Abi Hasantoso di akunnya, @TheREAL_Abi.
Sutradara Iman Brotoseno juga mengomentari unggahan video serupa yang diposting oleh akun @AryPrasetyo_85.
"Lamun Jokowi dua periode moal aya deui sora azan, moal aya budak ngaji, moal aya deui nu make tieung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin," kata perempuan di video tersebut dalam bahasa Sunda.
Kata-kata itu kurang lebih berarti, "Jika Jokowi dua periode tak akan ada lagi suara azan, tak ada anak-anak mengaji, tak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan dan perempuan boleh kawin, lelaki dan lelaki boleh kawin."
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Dedek Prayudi menyebut video itu sebagai fitnah serius yang menggunakan sentimen agama untuk menjatuhkan calonnya. Dia juga berujar informasi yang disampaikan kedua orang itu tak benar.
Baca juga: Timses Jokowi Waspadai Adanya Penyusup di Acara Pidato Kebangsaan
"Tidak benar apa yang dikatakan ibu itu, bahwa kalau Jokowi menang maka akan begini, akan begitu. Dapat kami pastikan seratus persen hoaks," kata Uki, sapaan Dedek, kepada Tempo pada Ahad malam, 24 Februari 2019.
Uki menganggap beredarnya video itu mencerminkan bahwa hoaks dan fitnah yang menyerang Jokowi terorganisir, sistematis, dan masif. Dia berujar TKN akan mendiskusikan langkah yang bakal diambil terkait serangan itu.