TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, mempertanyakan relevansi antara pemilihan presiden dengan narasi perang Badar yang dibawakan Neno Warisman dalam doanya di acara munajat cinta 212 Kamis malam lalu.
Baca: Ma'ruf Amin soal Munajat 212: MUI Independen Jangan Dipolitisasi
"Pilpres, kok, jadi kaya perang Badar. Perang Badar itu kan perang habis-habisan, mati-matian, hidup mati. Kita kan memilih pemimpin mana yang kita sukai," kata Ma'ruf usai mengisi acara istighosah di Mall Palem Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu, 23 Februari 2019.
Sebelumnya, kutipan doa Neno Warisman viral dalam sebuah video di media sosial usai acara Munajat 212 di Monas, Kamis malam lalu. Dalam potongan doa tersebut, Neno Warisman menyebut "Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan tak menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu."
Selain itu, Ma'ruf juga menyayangkan narasi yang dibawa dalam acara itu menempatkan posisi yang berlainan sebagai orang kafir. "Masa pak Jokowi (Joko Widodo) dengan saya dianggap orang kafir? Itu sudah tidak tepat, menyayangkan lah, kita kan pilpres, bukan perang Badar," ujar Ma'ruf Amin.
Munajat 212 Kamis malam lalu dihadiri beberapa tokoh yang berhubungan dengan pasangan calon Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno atau lawan Jokowi-Ma'ruf dalam pilpres. Beberapa di antaranya adalah Fadli Zon, Hidayat Nur Wahid, Zulkifli Hasan, Eddy Soeparno, Yandri Susanto, dan Titiek Soeharto. Nama-nama itu terdaftar dalam struktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga.
Baca: Sandiaga Siapkan 4 Amunisi Lawan Ma'ruf Amin di Debat Pilpres
Zulkifli Hassan bahkan sempat menyinggung soal pilpres saat diberi kesempatan berbicara di depan peserta munajat 212. Ketua MPR itu berujar, "Persatuan nomor satu, soal presiden?" yang kemudian dijawab massa yang hadir dengan teriakan, "Nomor 2." Nomor 02 adalah nomor urut Prabowo - Sandiaga dalam pilpres 2019.