TEMPO.CO, Surabaya-Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandiaga, Priyo Budi Santoso, menilai cuitan bos Bukalapak Achmad Zaky soal presiden baru yang viral di media sosial merupakan tanda-tanda alam akan terjadinya pergantian kepemimpinan nasional. Priyo yakin saat mencuitkan soal industri 4.0 dan presiden baru, Achmad Zaky tidak bermaksud berpolitik.
“Achmad Zaky orang profesional, saya yakin ia tidak sedang berpolitik. Tapi jari-jarinya bergerak dengan sendirinya seperti ada yang mengarahkan, boleh jadi ini pesan dari langit, isyaroh dari langit,” kata Priyo Budi di sela mendampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno menjenguk musikus Ahmad Dhani di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo, Sabtu, 16 Februari 2019.
Baca: Usai Bertemu Achmad Zaky, Jokowi: Stop Uninstall Bukalapak, Stop
Menurut Priyo, kasus Achmad Zaky mirip dengan doa sesepuh Nahdlatul Ulama KH Maimoen Zubair yang mendoakan Prabowo. Padahal, saat itu ada calon presiden inkumben Joko Widodo di sampingnya. “Meskipun ada koreksi dari Kiai Maimoen, dan Achmad Zaky juga sudah minta maaf, namun ini semua gerak alam yang tak mungkin bisa dicabut,” ujar Priyo yang juga Sekretaris Jenderal Partai Berkarya.
Priyo meminta kubu Jokowi tidak perlu kebakaran jenggot dengan masalah tersebut, termasuk ramai-ramai menggerakkan tanda pagar #uninstallBukalapak. Ia juga meminta kubu Jokowi tidak usah marah-marah dengan memboikot Bukalapak. “Akhirnya muncul reaksi tagar lain yang menyerang inkumben kan? Kita nikmati sajalah, kalau sudah tanda-tanda alam siapa yang bisa menghentikan,” kata Priyo.
Simak: Bos Bukalapak Akui Pakai Data Wikipedia di Cuitan Dana Riset
Nama Achmad Zaky belakangan ramai diperbincangkan setelah ia menuliskan kalimat mengenai industri 4.0 di akun Twitter @achmadzaky, pada Rabu, 14 Februari 2019. Zaky mengatakan adalah omong kosong industri 4.0 kalau budget riset dan pengembangan negara seperti saat ini. Dia menunjukkan data perbandingan dana riset dengan negara-negara lain.
Menurut Zaky, dana riset dan pengembangan di Amerika sebesar US$ 511 miliar, Cina US$ 451 miliar, Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, Singapore US$ 10 miliar, dan Indonesia US$ 2 miliar. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis akun @achmadzaky yang juga founder Bukalapak.