TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi - Maruf Amin mulai menyebut nama konsultan asing yang diduga membantu pasangan Prabowo - Sandiaga Uno untuk pemilihan presiden 2019. Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily menduga konsultan kampanye politik Prabowo Subianto, Rob Allyn terlibat kembali dalam pilpres 2019 ini berdasarkan jejak digital yang ditemukan dalam pengakuan Rob Allyn yang mengakui menjadi bagian tim pemenangan Prabowo - Hatta pada Pilpres 2014.
“Jejak Rob Allyn tidak hanya pada Pilpres 2014 tapi kuat indikasi dipakai lagi oleh kubu Prabowo pada Pilpres 2019,” kata Ace Hasan saat dihubungi pada Rabu, 6 Januari 2019.
Baca: Peneliti LIPI Nilai Jokowi Tampil Agresif untuk ...
Ace juga mengirimkan link New Mandala, sebuah situs yang dikelola Australian National University's (ANU) Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, untuk menjelaskan jejak digital yang dimaksud. Dalam situs itu, Rob Allyn mengakui menjadi bagian tim pemenangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014. Khususnya menangani iklan kampanye Prabowo-Hatta di media televisi.
Rob Allyn dalam tulisannya membantah tudingan menjadi dalang di balik bertebarannya hoaks dan fitnah kepada Jokowi. Misalnya saja Jokowi PKI, Jokowi antek asing, hingga Jokowi beragama kristen dan keturunan Cina. Rob Allyn mengaku pengemasan iklan kampanye yang dilakukannya dengan terfokus, positif, dan bersih. Hal yang sama dia lakukan untuk kemenangan demokrasi yang dia tangani untuk negara-negara di Asia, Amerika Selatan, dan Karibia.
Baca: Kubu Jokowi Pakai Propaganda Rusia Sejak Hoax Ratna Sarumpaet
Selain membantu pemenangan Prabowo, Rob Allyn dan timnya juga mengaku pernah bekerja untuk Jokowi ketika bertarung di Pilgub DKI 2012 bersama pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Apa yang dilakukannya pun sama persis untuk Prabowo - Hatta, yakni menangani iklan kampanye Jokowi - Ahok di televisi.
Dalam situs asiapacific.anu.edu.au yang dipublikasikan pada Juli 2014, Allyn juga membantah melakukan kampanye hitam untuk memenangkan Prabowo. Dia menyebut tudingan itu hanyalah konspirasi. Selama bekerja lebih dari 32 tahun, ia telah menjadi konsultan di Amerika Serikat hingga Palestina setelah kesepakatan damai pada 1999.