TEMPO.CO, Jakarta - Soal pernyataan yang gaji kamu siapa, Anggota Direktorat Advokasi Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaen, mengatakan Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu harus memeriksa Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Pertanyaan itu sebelumnya ditujukan Rudiantara kepada pegawai Kominfo yang mendukung pasangan calon nomor urut 02 di pemilihan presiden 2019.
Baca: Sindiran Rudiantara Berujung Heboh #YangGajiKamuSiapa
"Bawaslu harus turun tangan tanpa menunggu laporan. Yang dilakukan Rudiantara itu menciderai demokrasi," kata Ferdinand kepada Tempo, Jumat, 1 Februari 2019. Politikus Partai Demokrat ini menuturkan, Bawaslu mesti proaktif jika masih merasa bertugas dan berwenang mengawasi pemilu.
Ferdinand menilai Rudiantara telah bersalah melanggar aturan cuti bagi pejabat yang akan berkampanye yang diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dia juga menganggap Rudiantara telah mengarahkan orang untuk memilih pasangan 01, dengan mempertanyakan dan mengintimidasi aparatur sipil negara (ASN) soal gaji dari siapa.
Menurut dia, tindakan itu tergolong pidana pemilu dan pemaksaan kehendak. Dia mengatakan, Rudiantara tidak sepatutnya menerapkan politik yang menakut-nakuti dengan menyeret persoalan gaji ASN yang sebenarnya juga bersumber dari uang rakyat, bukan pemerintah. "Pemerintah saja digaji oleh rakyat, kok merasa pemerintah yang gaji ASN," ujarnya.
Ferdinand mengimbuhkan, BPN akan mengkaji untuk melaporkan Rudiantara ke Bawaslu. "Kami akan bahas apakah akan dilaporkan atau tidak."
Rudiantara soal gaji ASN ini sebelumnya terlontar saat acara Kominfo Next di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis kemarin, 31 Januari. Rudiantara awalnya menanyai audiens, yang merupakan anak buahnya, ihwal stiker sosialisasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di kompleks kementeriannya.
Baca: Kominfo Klarifikasi Ucapan Rudiantara Soal yang Gaji Ibu Siapa
Pertanyaan voting Rudiantara soal preferensi desain stiker, apakah nomor satu atau nomor dua, itu sontak memancing sorak sorai pegawai Kominfo. Rudiantara kemudian menyampaikan bahwa voting itu tak terkait dengan pilpres 2019.
Setelah divoting, Rudiantara memutuskan desain yang dipilih ialah yang kedua. Namun, dia lantas memanggil seorang perempuan yang memilih desain nomor dua itu dan menanyai alasannya. Jawaban perempuan itu menjurus ke pilpres 2019.
"Bismillahhirrahmanirrahim, mungkin terkait keyakinan saja Pak. Keyakinan atas visi misi yang disampaikan nomor dua, yakin saja," kata pegawai itu. Jawaban itu disambut sorakan riuh.
Rudiantara menukas, dia berujar pertanyaannya menyangkut desain stiker dan bukan pilpres 2019. Berikutnya, dia memanggil orang lain yang memilih desain pertama. Orang itu kemudian menjawab desain stiker pertama lebih cerah.
"Saya terima alasan yang nomor satu, tapi saya tidak bisa terima alasan nomor dua. Mohon maaf, ibu tidak bicara mengenai desain, terima kasih bu, terima kasih," kata Rudiantara.
Rudiantara mempersilakan dua pegawai itu turun dari panggung. Namun saat mereka sedang berjalan, dia memanggil kembali pegawai yang memilih desain stiker nomor dua. "Bu, Bu, yang bayar gaji Ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa?," tanya Rudiantara.
Pegawai itu pun menjawab pertanyaan soal yang gaji kamu siapa. Rudiantara kemudian menimpali. "Bukan yang keyakinan Ibu? Ya sudah, makasih."