TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengatakan pihaknya tidak akan memedulikan hasil survei Pusat Kajian Kebijakann dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Ia menganggap hasil survei yang menyebut selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga sekitar 4,1 persen itu hanya sebagai lelucon di tahun politik.
Baca: Puskaptis: Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo 4,1 Persen
"Kami tidak merasa khawatir apalagi takut dengan hasil survei Puskaptis. Karena sejujurnya kami tidak peduli dengan mereka. Jadi biarkan saja mereka menebarkan berbagai macam klaim. Kami tertawakan saja sebagai lelucon di tahun politik," ujar Karding melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 29 Januari 2019.
Karding mengatakan hingga saat ini TKN meyakini Jokowi - Ma'ruf akan memenangkan Pilpres dengan telak. Ia menyebut lebih percaya pada Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Litbang Kompas, dan menyebut mereka sebagai lembaga survei yang kredibel. Keduanya menyatakan Jokowi - Ma'ruf unggul dengan angka di atas 50 persen, sedangkan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di kisaran 30 persen, dengan selisih 20 persen.
Dalam hasil surveinya, Puskaptis menyebutkan elektabilitas Jokowi - Ma’ruf Amin sebesar 45,90 persen; sedangkan Prabowo Subianto - Sandiaga di angka 41,80 persen atau selisih sekitar 4,1 persen saja.
Baca: Hashim: Survei Jokowi - Ma'ruf Unggul 20 persen Itu Bohong
Unggulnya Jokowi - Ma'ruf, kata Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa ini, dapat dijelaskan secara nalar. Pasangan ini menurut dia, saling melengkapi. Jokowi mantan pengusaha yang matang di pemerintahan dan mengelola birokrasi, sementara Ma'ruf matang di bidang ilmu keagamaan, membuat sebuah kombinasi bersatunya ulama dan umara atau pemimpin.
"Melihat dari perbandingan ini saya yakin rakyat pasti bisa menilai siapa yang rajin bekerja dengan siapa yang hanya sibuk bicara tuding sana-sini. Mereka tidak akan bisa dikelabui dengan survei abal-abal," ujar dia.
