TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni mengatakan tak ambil pusing dengan sindiran kubu Prabowo Subianto yang menyebut elektabilitas mereka stagnan. Antoni mengatakan faktanya Jokowi – Ma’ruf masih unggul 20 persen ketimbang lawannya
“Sekarang pertanyaannya apa kubu sebelah bisa mengejar ketertinggalan 20 persen itu dengan kampanye yang tidak lama lagi?” kata dia di Kantor Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu 9 Januari 2019.
Baca: Yang Dipersiapkan Tim Jokowi - Ma'ruf untuk ...
Menjawab pertanyaannya sendiri, Antoni mengatakan kubu 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno akan kewalahan karena isu-isu hoax yang menurutnya selama ini dimainkan oleh Prabowo - Sandiaga tidak lagi ampuh menaikkan elektabilitas.
Selasa 8 Januari kemarin, Indikator Politik mengeluarkan hasil survei yang dilakukan pada 16-26 Desember 2018. Hasilnya Jokowi - Ma'ruf Amin masih unggul dengan 54,9 persen, sedangkan Prabowo - Sandiaga Uno 34,8 persen dan pemilih yang belum memutuskan (undiceded voters) sebanyak 9,2 persen.
Baca: Selain Tina Talisa, 9 Tokoh Poles Jokowi - Ma'ruf ...
Antoni juga meragukan kemampuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikabarkan akan turun langsung mengkampanyekan Prabowo - Sandiaga yang diyakini kubu Prabowo bisa mendongkrak elektabilitas. Antoni mengatakan ‘taji’ SBY sebagai politikus senior dan sudah berhasil memenangkan Pilpres dua kali, perlu dibuktikan lagi karena anaknya sendiri tak lolos ke Balai Kota DKI Jakarta pada Pilkada 2016.
Untuk menunjukkan taji, kata Antoni, langkah paling dekat yang dapat dilakukan SBY adalah bersikap tegas kepada kader Demokrat, Andi Arief yang ditudung menyebarkan kabar bohong melalui media sosial. Antoni yakin cuitan Andi Arief soal 7 kontainer surat suara yang telah tercoblos dan belakangan diketahui hoax, dapat mencoreng citra Demokrat bahkan SBY sendiri. “Kira-kira Pak SBY masih bertaji gak untuk sekedar memberikan sanksi kepada orang semacam Andi Arief yang pasti merusak citra Demokrat dan citra Pak SBY?”