TEMPO.CO, Jakarta - Sudah empat bulan masa kampanye calon presiden dan calon wakil presiden berlangsung. Blunder-blunder dari kedua kubu tak terhindarkan. Tak terkecuali bagi Ma'ruf Amin. Beberapa kali, Calon Wakil Presiden nomor urut 01 ini harus mengklarifikasi pernyataannya yang membuat kontroversi di tengah masyarakat. Berikut beberapa pernyataan blunder Ma'ruf Amin:
Baca: Ngabalin Bela Ma'ruf Ucapkan Natal: Jangan Mempolitisir Agama
1. Pidato Budek Buta
Ma’ruf menggunakan istilah budek dan buta pada saat menyampaikan sambutan pada acara deklarasi Barisan Nusantara di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur, Sabtu 10 November 2018. "Orang yang sehat dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan Pak Jokowi, kecuali orang yang budek saja enggak mau mendengar informasi dan orang yang buta saja yang enggak bisa melihat kenyataan". Begitu bunyi pernyataan Ma'ruf saat itu.
Baca: Ma'ruf Amin: Hanya Orang Buta-Budek yang Tak Akui Sukses Jokowi
Ma'ruf didemo sekelompok orang disabilitas karena pernyataannya itu. Kubu penantangnya, timses Prabowo - Sandiaga menyebut bahwa pernyataan tersebut merendahkan kaum disabilitas. Ma'ruf juga dilaporkan ke Bawaslu atas pernyataannya tersebut, atas dugaan penghasutan dan mengganggu ketertiban dalam kampanye.
Ma'ruf awalnya hanya mengklarifikasi dan menjelaskan maksudnya. Setelah didemo dan dilaporkan ke Bawaslu, dua pekan kemudian, Ma'ruf Amin menerima puluhan tamu yang merupakan kaum disabilitas di kediamannya, Jalan Situbondo Nomor 12, Jakarta pada Sabtu, 24 November 2018. Ma'ruf juga meminta maaf jika ucapannya soal budek dan buta beberapa waktu lalu, dianggap menyinggung kaum disabilitas.
"Saya sudah mengklarifikasi bahwa ucapan itu tidak bermaksud merendahkan. Tapi kalau ucapan tersebut masih dianggap melukai, saya minta maaf karena saya tidak bermaksud menghina fisik," ujar Ma'ruf Amin di kediamannya, Sabtu malam, 24 November 2018.
Ma'ruf mengatakan, bahwa dirinya tidak mungkin menghina kaum disabilitas, karenanya cucunya sendiri, adalah termasuk kamu disabilitas, karena tidak bisa mendengar dan memakai alat bantu dengar. "Jadi enggak mungkin saya menghina cucu sendiri," ujar Ma'ruf.
Simak: Ma'ruf Amin Tegaskan Budek dan Buta untuk Orang Ingkari Kenyataan
Ma'ruf berulang-ulang mengklarifikasi bahwa pidatonya saat itu, ditujukan untuk orang yang tidak mengakui adanya kenyataan pembangunan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Saya menggunakan istilah yang tuli dan buta itu, tapi yang saya maksud bukan secara fisik, tapi soal hati," ujar Ma'ruf.