TEMPO.CO, Makassar-Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, berkampanye di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu, 26 Desember 2018. Pasangan calon presiden Prabowo Subianto ini mendatangi sejumlah lokasi untuk bersosialisasi dengan warga masyarakat.
Dusun Allorongenge, Desa Tanete Harapan, Kecamatan Cina termasuk yang disinggahi Sandiaga. Di tempat ini dia bertemu dengan kaum milenial, petani dan perwakilan desa. Setelah itu Sandiaga bertemu dengan unsur relawan dan partai koalisi di Lapangan Persibo Bone.
Baca: Prabowo Hadiri Peringatan Tsunami Aceh, Sandiaga di Sulawesi
Di Kecamatan Cina, masyarakat menyampaikan unek-uneknya kepada mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu. Misalnya soal turunnya harga komoditas lada, tebu, lapangan pekerjaan yang tidak tersedia dan status guru honorer.
Mengenai harga tebu, Sandi mengatakan bahwa ia telah meneken kontrak politik dengan petani tebu Lumajang, Jawa Timur. Dalam kontrak itu ada tujuh poin yang diminta petani tebu untuk dibenahi, terutama pemerintah harus menghentikan impor gula dan memberantas mafia pangan.
“Ada tujuh permintaan para petani yang harus diselesaikan jika diberi amanat menjadi pelayan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah stop impor,” kata Sandi melalui keterangan tertulis.
Simak: Saat Sandiaga Dihadang Massa dan Diminta Gunting Pita
Sandi berujar dia bersama Prabowo juga telah menandatangani kontrak politik dengan para guru honorer kategori 2. “Insya Allah 2019 akan kami perbaiki kesejahteraan para guru, petani tebu, dan lada,” ucap Sandi.
Sandiaga meminta para relawan dan partai koalisi bekerja lebih keras lagi agar Prabowo - Sandi menang. “Tinggal 112 hari lagi menuju pilpres. Saya ingin menyampaikan pesan dari Pak Prabowo, kabarkan kepada kerabat, sahabat, tetangga dan banyak orang, fokus kami adalah ekonomi. Ekonomi yang menyediakan dan menciptakan lapangan kerja serta harga-harga kebutuhan pokok yang stabil terjangkau,” tuturnya.