TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto kembali mengungkap kesalahan kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintahan saat ini. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat Indonesia tak bisa hidup layak dan sejahtera.
Baca juga: Usai Bertemu Prabowo, SBY: Kami Jangan Diganggu
Dia menyatakan hal itu saat berbicara di depan ribuan jemaah Majelis Tafsir Al Qur'an (MTA) Solo, Ahad 23 Desember 2018. "Pernyataan saya ini berdasarkan sejumlah data-data yang telah dikumpulkan," katanya.
Data-data itu dikumpulkan dalam buku berjudul 'Paradoks Indonesia' yang ditulisnya dua tahun lalu. Menurut Prabowo, data itu dikumpulkan dari sejumlah lembaga internasional serta beberapa instansi pemerintahan.
"Hingga saat ini belum ada ekonom yang membantah buku saya ini," katanya. Dia beralasan buku itu ditulis dengan data dan argumen yang kuat sehingga sulit untuk dibantah.
Prabowo mencontohkan, Indonesia salah satu negara penghasil bauksit terbesar di dunia. "Bauksit ini bahan baku alumina yang merupakan bahan untuk membuat alumunium," katanya. Dia menyayangkan pemerintah memperbolehkan bauksit diekspor dalam bentuk mentah.
Baca juga: Pertemuan SBY - Prabowo: Kisah Intelijen, Nasi Bakar, dan Maraton
Dia juga menyayangkan kebijakan ekonomi pemerintah yang belum bisa memeratakan kesejahteraan masyarakat. "Masih banyak warga berpenghasilan kurang dari Rp 1 juta," katanya. Hal itu tidak hanya membuat masyarakat tidak sejahtera, namun juga tidak bisa hidup secara layak.