TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui bahwa pemilih Partai Golkar sempat tak solid mendukung calon presiden dan calon wakil presiden usungan Golkar, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin di pemilihan presiden 2019. Namun, Golkar memiliki survei internal bermetode sahih, profesional, dilakukan di tiap daerah pemilihan, dan dihitung dengan metode penghitungan baru, yaitu metode St. League.
Hasilnya, posisi pemilih partai Golkar yang memilih Jokowi menunjukkan peningkatan tajam. "Dari hanya 15 persen di awal tahun, maka November ini telah mencapai 75 persen," kata Airlangga dalam acara silaturahmi akhir tahun Keluarga Besar Partai Golkar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Kamis, 20 Desember 2018.
Baca: TGB Gabung Golkar, Airlangga: Semoga ...
Sementara itu, survei terhadap elektabilitas Partai Golkar sendiri awalnya terpuruk di kisaran 7-8 persen di awal tahun ini. "Namun perolehan kursi Partai Golkar kini meningkat pesat mencapai angka 16,8 persen," ujar Airlangga.
Menurut Airlangga, peningkatan tajam adalah buah kerja keras kader partai selama setahun ini. "Tentu saja, kita tidak boleh berpuas diri. Dan tentu saja, setiap penelitian atau survei bisa keliru.” Karena itu, Golkar harus tetap menjaga semangat untuk bekerja lebih baik lagi.
Baca: Fahmi Idris Sebut TGB Butuh Golkar untuk Naik ...
Menteri Perindustrian itu mengatakan Golkar memiliki modal kader-kader yang piawai dan sanggup bergerak di segala cuaca serta memiliki jaringan akar rumput yang luas dan mendalam. Sebagian kader juga disebut sudah mulai canggih memanfaatkan teknologi komunikasi baru, yaitu media sosial, seperti Facebook, Instagram dan Youtube. "Serangan darat dan revolusi digital digabungkan dalam satu kesatuan yang saling mendukung."
Airlangga berharap segala kemampuan Golkar juga dimanfaatkan dengan maksimal untuk mengkampanyekan capaian-capaian penting dari Pemerintahan Jokowi - JK selama empat tahun terakhir dan rencana pembangunan Indonesia pada 2020-2024.