TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Priyo Budi Santoso mengatakan kubunya mengurungkan niat untuk mengusulkan debat pilpres 2019 menggunakan bahasa Inggris.
"Kami tidak enak hati untuk mengusulkan debat bahasa Inggris," kata Priyo di kantor Komisi Pemilihan Umum, Rabu, 19 Desember 2018.
Baca: Debat Pilpres Diadakan Lima Kali, Berikut Jadwalnya
Menurut Priyo, alasan BPN tak jadi mengusulkan hal itu karena capres Prabowo Subianto dan cawapres Sandiaga Uno merupakan tokoh yang mahir bahasa Inggris. Dia mengklaim pasangan nomor urut 02 ini fasih dalam bahasa asing tersebut.
"Pak Prabowo dan Pak Sandiaga adalah tokoh internasional yang ketika berdiri di mimbar-mimbar internasional bahasa Inggris-nya fasih," kata Priyo.
Meski menyebut demikian, Priyo enggan mengomentari kelancaran berbahasa Inggris pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut dia, kubunya akan senang saja jika sesi debat dilakukan dalam bahasa Inggris. "Kalau anda usulkan ya terima kasih. Tapi kami tak usulkan itu," ujarnya.
Baca: Prabowo - Sandiaga Uno Tolak Usul Debat Pilpres Bahasa Inggris
Usulan debat pilpres 2019 berbahasa Inggris sebelumnya pernah diusulkan oleh para elite partai koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga. Ketua DPP PAN Yandri Susanto menyatakan alasannya adalah calon pemimpin negara akan berinteraksi dengan orang-orang dari semua negara dan bakal rutin terlibat pada forum internasional.
Adapun Sandiaga Uno menolak usulan tim pemenangannya soal debat pilpres menggunakan bahasa Inggris. Menurut dia, debat akan berlangsung efektif bila menggunakan bahasa Indonesia. Sebab, audiensnya adalah warga tanah air dari berbagai lapisan.
Capres Jokowi juga pernah menanggapi usulan debat bahasa Inggris ini. Menurut Jokowi, bahasa nasional negara ini adalah bahasa Indonesia. "Kita-kita ini kan bangsa Indonesia, kita juga punya bahasa nasional (bahasa) Indonesia," kata Jokowi.
Baca: Usulan Debat Pilpres, PDIP: Jokowi dan Maruf Bisa Bahasa Inggris