TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Erick Thohir, tak ambil pusing dengan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf yang terbilang belum menunjukkan kenaikan signifikan sejak deklarasi capres-cawapres pada Agustus lalu. Pada hari ini misalnya, ada dua lembaga survei yang merilis hasil sigi mereka.
Baca: Kubu Jokowi Luncurkan Aplikasi untuk Donasi dan Kampanye
Menurut survei LSI Denny JA, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 53,2 persen. Sementara menurut survei Median, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 47,7 persen. "Kalau namanya hasil riset, naik-turun itu biasa, sama seperti juga harga sembako juga naik-turun hal yang biasa," ujar Erick Thohir di bilangan Kuningan, Jakarta, pada Selasa, 27 November 2018.
Toh, ujar Erick, waktu pemungutan suara masih lima bulan lagi. Erick menilai, rentang elektabilitas 47-53 persen itu masih angka yang aman untuk inkumben. "Kami yakin dengan apa yang dikerjakan ini sudah baik dan akan kami pertahankan dan ini masih lima bulan ke depan," ujar pemilik Mahaka Group ini.
Untuk saat ini, ujar Erick, Jokowi akan fokus bekerja di sisa-sisa masa kepemimpinannya. "Pembangunan di berbagai provinsi sedang dikebut, supaya di tahun ini dan tahun depan ada peningkatan di sektor ekonomi," ujar dia.
Baca: Erick Thohir: Saya Orang Pertama yang Mundur Kalau Jokowi Raja
Selain itu, menurut Erick, pemerintah juga sudah berupaya menjaga agar ekonomi tetap stabil di tengah goncangan ekonomi global. "Masalah ekonomi global ini menjadi permasalahan global, bukan hanya di Indonesia," ujar dia.
Ihwal isu kenaikan harga pangan yang dimainkan kubu Prabowo-Sandi, Erick tak berkomentar panjang. "Itu bagian dari kampanye mereka. Apakah itu dianggap jelek atau bagus, biar rakyat yang menentukan sendiri," ujar Erick.