TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hubungan Internasional Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga, Irawan Ronodipuro menduga pernyataan sikap capres Prabowo Subianto soal pemindahan Kedutaan Besar Australia di Tel Aviv ke Yerusalem disalahartikan beberapa pihak. Irawan menyebut pihak yang menanggapi negatif pernyataan Prabowo mengenai hal ini takut dengan penguasa.
"Jangan lantaran pernah diperiksa KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) jadi takut dengan penguasa," kata Irawan dalam rilis media tim Prabowo , Ahad, 25 November 2018. Ungkapan Irawan itu untuk menyindir salah satu tokoh agama pendukung capres Joko Widodo yang belakangan acap menyerang Prabowo.
Baca: Kata JK Soal Pernyataan Prabowo tentang Kedubes Australia
Padahal, menurut Irawan, tokoh itu adalah salah satu sosok yang dulu loyal membela Prabowo. Ia mengatakan membelotnya dukungan ini berdampak pada munculnya kritik-kritik yang tendensius.
Irawan pun menyesalkan hal tersebut terjadi. Sebab, pernyataan yang terkesan menikam Prabowo ini justru memunculkan polemik.
Seharusnya, kata Irawan, berbeda pandangan politik tak lantas memunculkan serangan yang membabi-buta. Ia pun menyebut soal dukungan Prabowo untuk Palestina selama ini ia nilai sudah optimal. "Silakan tanya ke warga Palestina. Silakan tanya ke Duta Besar Palestina yang pernah di Indonesia, Fariz N Mehdawi," kata dia.
Baca: Meutya Hafid Kritik Prabowo Soal Sikap Australia Atas Palestina
Irawan mengatakan Prabowo acap mengirim bantuan ketika Israel menginvasi Palestina. Bantuan Prabowo ini diklaim dilakukan atas dasar kemanusiaan dan keadilan.
Dalam sebuah wawancara dengan media asing sebelumnya, Prabowo mengatakan menyerahkan keputusan pemindahan Kedubes Australia di Tel Aviv ke Yerusalem tersebut pada pemerintah negeri kanguru itu. Prabowo mengaku menghormati apa pun keputusan negara itu.
Baca: 5 Pernyataan Blunder Prabowo Subianto yang Menuai Kontroversi