TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat menjelaskan dua alasan kubunya berbeda sikap dengan PPP kubu Romahurmuziy alias tak mendukung pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam pemilihan presiden 2019.
"Pertama, karena ada tembok besar di sana," kata Humphrey usai menutup acara musyawarah kerja nasional atau Mukernas di Gedung Galery Jalan Talang Nomor 3 Menteng, Jakarta Pusat pada 15-16 November 2018.
Baca: PPP Muktamar Jakarta Sebut Niat Islah dengan Kubu Rommy Pupus
Tembok besar yang dimaksud Humphrey adalah Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Menurut Humphrey, Romahurmuziy telah menolak islah dengan kubu-nya karena mengirim surat larangan menggelar Mukernas III di Hotel Acacia, Jakarta. Akhirnya, PPP kubu Muktamar Jakarta menggelar Mukernas di Gedung Galery Jalan Talang Nomor 3 Menteng, Jakarta Pusat pada 15-16 November 2018.
Menurut Humphrey, sikap Rommy tersebut merugikan calon presiden inkumben Joko Widodo. "Karena Pak Jokowi butuh elektabilitas dari siapapun," ujarnya.
Alasan kedua, kata Humphrey, aspirasi dari Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) juga bulat mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di pilpres 2019. "34 DPW bulat mendukung Paslon nomor urut 02," kata dia.
Baca: PPP Romahurmuziy Memastikan Akan Pidanakan Kubu Muktamar Jakarta
Humphrey mengatakan dukungan tersebut diberikan karena menilai Prabowo-Sandi memiliki visi pembangunan ke-Indonesiaan guna mewujudkan perbaikan ekonomi politik hukum sosial keumatan tanpa diskriminasi dengan keteguhan memberikan. Prabowo-Sandi juga dianggap mampu mengemban amanat sesuai prinsip-prinsip siddiq, amanah, tabligh dan fathanah yang tercermin dalam rekam jejak kepemimpinan.
"Forum Mukernas III PPP Muktamar Jakarta akan menggunakan semua sumber daya partai mulai dari struktur DPP DPP dan kader di akar rumput yang hingga kini masih solid dan terpelihara guna membantu kemenangan Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02," ujar Humphrey.
Baca: Abaikan Ancaman Kubu Rommy, PPP Djan Faridz Ngotot Gelar Mukernas