TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Hasto Kristiyanto membantah bahwa koalisinya menggunakan robot untuk berkampanye di media sosial.
"Kami praktis enggak pernah pakai robot. Kalau ada, mereka yang memakai itu berarti upaya bagian dari volunterisme," kata Hasto di DPP PDIP, Jakarta pada Kamis, 15 November 2018.
Baca: Beda Gaya Komunikasi Politik Jokowi dan Prabowo versi Pengamat
Menurut Hasto, koalisinya tetap memakai pendekatan kemanusiaan. Sebab, kata dia, pemilih merupakan rakyat yang akan mencoblos setiap lembar surat suara. "Sehingga kebijakan TKN adalah menggunakan pendekatan yang manusiawi dari pintu ke pintu ini menyentuh hati rakyat," ujarnya.
Pakar media sosial sekaligus pengembang aplikasi Drone Emprit, Ismail Fahmi sebelumnya mengatakan kubu pasangan calon presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin, lebih banyak memanfaatkan akun robot dalam kampanye di media sosial ketimbang pihak kandidat nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Saat ini berdasarkan pengamatan saya lebih banyak nomor urut 01," kata Ismail saat ditemui usai diskusi 'Panas di Medsos, Dingin di Kotak Suara' di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu, 14 November 2018.
Menurut Ismail, akun-akun robot digunakan untuk membuat suatu isu menjadi topik populer dengan sangat cepat. Namun, kata dia, sangat mudah untuk mengetahui mana saja konten yang diviralkan oleh robot dan sebaliknya.
Baca: Viral, Netizen Tanggapi Titiek Ingin Lanjutkan Program Soeharto
"Ketika ada campaign, misalnya #HijrahBersamaJokowi, kami tangkap tweet-nya, kami analisis pas jam pertama, kami buat chart, kalau ternyata rata di sebelah kiri (di waktu-waktu awal sejak tweet diunggah), dan dibuat oleh user dengan follower-nya 0-3. User yang follower-nya 0-3 probability mereka sebagai robot sangat besar," ujarnya.
Selain itu, kata Ismail, indikasinya bisa terlihat dari banyaknya cuitan yang persis namun berasal dari pengguna yang berbeda. Ciri lainnya adalah ada satu pengguna yang me-retweet dengan jumlah yang sangat banyak di waktu yang sama.
Menurut Ismail, tidak ada yang salah dengan menggunakan akun robot sebagai sarana paslon mempromosikan gagasannya. Namun yang perlu dipertanyakan adalah keefektifannya lantaran akun robot tidak bisa diajak berinteraksi.
Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko, mengatakan tidak ada arahan dari pihaknya kepada para simpatisan agar menggunakan akun-akun robot untuk membantu mengkampanyekan kandidatnya. "TKN baru dibentuk beberapa minggu ini. Kalau akun-akun pendukung Jokowi itu sudah hidup bertahun-tahun lalu. Bahkan akun-akun anonim itu kami gak tahu siapa pemiliknya, kalau tahu pasti kami panggil untuk diberi arahan," kata dia.
Baca: Pakar: Kubu Jokowi Paling Banyak Pakai Akun Robot untuk Kampanye