TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengatakan kunjungan Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin ke Yogyakarta adalah untuk menguatkan pendidikan keagamaan. Tujuannya, kata Helmy, untuk membendung maraknya radikalisme.
Simak: Pesantren Krapyak: Kiai Ma'ruf Amin Jangan Tinggalkan Keulamaan
"Pak Ma'ruf di Krapyak menyampaikan soal upaya penguatan pendidikan keagamaan, terutama menghadapi tren baru dunia, era milenial, gerakan transnasional khususnya perkembangan radikalisme global," kata Helmy, Ahad, 14 Oktober 2018.
Helmy mengatakan Ma'ruf memberi perhatian khusus kepada perkembangan gerakan radikalisme global. Ia berpedapat radikalisme harus ditangkal salah satunya melalui sekolah seperti madrasah dan pesantren. Sebab radikalisme global sudah masuk hampir ke seluruh negara dan menjadi biang terorisme yang mengancam kemanusiaan.
"Upaya penguatan pendidikan keagamaan di sekolah itu tujuanya jangan sampai misalnya generasi muda nanti salah dalam mengartikan apa itu makna jihad, memaknai salah mana kawan dan lawan," kata Helmy
Ma'ruf, kata Helmy, mencita-citakan pendidikan keagamaan bisa menjadikan generasi muda Indonesia memiliki mental dan karakter yang menjunjung tinggi wawasan ke-Indonesia-an. Menurut dia, pendidikan keagamaan yang diterapkan harus bisa membawa generasi muda menjadi toleran satu sama lain.
"Jangan sampai karena perbedaan agama kemudian dimanfaatkan sebagai sumber untuk menciptakan perpecahan dan permusuhan antar anak bangsa, model pendidikan agama seperti ini yang ditekankan Pak Maruf," ujar Helmy.
Baca: Cak Imin: Pesantren itu Wilayah Politik
selain menyambangi Pondok Pesantren Krapyak, Ma'ruf Amin juga akan menemui sejumlah tokoh di Yogyakarta. Ma'ruf Amin akan bertemu Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di kediamannya di Keraton Kilen setelah menggelar sarapan bersama 9 ketua partai politik dan kepala daerah, Senin, 15 Oktober 2018. Setelah itu pada siang hari Maruf akan bertemu dengan mantan ketua Muhammadyah Ahmad Syafii Maarif alias Buya di rumahnya, di Sleman.