Budi Waseso menyebutkan sudah membuat tim yang beranggotakan ahli independen, Kementerian Pertanian, serta jajaran Bulog guna menganalisis kebutuhan dan kondisi perberasan nasional. Tim merekomendasi sampai Juni 2019 tidak perlu impor. "Bahkan dimungkinkan beras cadangan impor dari Bulog tidak akan keluar," katanya.
Baca: Menteri Pertanian Janjikan November 2018 Indonesia Surplus Beras
Mantan Kepala Bareskrim Mabes Polri ini menjelaskan, saat ini cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk dengan beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton sehingga total cadangannya menjadi 2,8 juta ton.
Dari total cadangan tersebut, Bulog memperhitungkan kebutuhan untuk beras sejahtera hanya akan terpakai 100 ribu ton. Dengan demikian, total stok beras yang ada di gudang Bulog hingga akhir Desember 2018 sebesar 2,7 juta ton.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah, Djoni Nur Ashari, menegaskan bahwa Jawa Tengah tidak mendistribusikan beras impor dari Vietnam dan Thailand untuk menurunkan harga beras yang melambung
Jika ditambah dengan serapan gabah petani dalam negeri sebesar 4.000 ton per hari (pada musim kering), diperkirakan stok tahun bisa mencapai 3 juta ton. Budi Waseso meyakini dengan posisi stok akhir Desember ditambah dengan serapan gabah hingga Juni 2019, Indonesia tidak perlu impor beras.
"Saya enggak mau lagi berpolemik mau atau tidak impor. Karena ada analisa tadi tidak perlu impor, maka kebutuhan sampai Juni 2019 aman," kata dia sembari menambahkan bahwa data kebutuhan beras Indonesia sebesar 2,4-2,7 juta ton per bulan memang perlu dipertanyakan.
Dari data tersebut, kata Budi Waseso, tercatat setiap orang mengonsumsi beras sebanyak 130 kilogram per tahun. Menurut dia, data ini menjadi rancu dan mengakibatkan asumsi kebutuhan beras lebih banyak dari yang seharusnya. Sehingga Indonesia selalu kekurangan, karena itu diperlukan impor beras.
ANTARA