TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menilai ada sejumlah kelebihan dan kekurangan Erick Thohir dan Djoko Santoso sebagai ketua tim kampanye di kubu para calon presiden 2019. "Pemilihan Erick Thohir di kubu Jokowi-Ma’ruf Amin dan Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi menggambarkan dengan jelas situasi dan fenomena apa yang sedang mereka butuhkan," kata Pangi dalam siaran tertulisnya, Sabtu, 8 September 2018.
Baca: Alasan Jokowi Memilih Erick Thohir: Bukan Politik, Tapi Manajemen
Pangi mengatakan pemilihan ketua tim pemenangan mencerminkan isu strategis dan target. Sosok Erick Thohir, kata dia, dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses dan disiapkan untuk mengimbangi Sandiaga Uno. Sosok Erick juga dinilai untuk menambal sisi lemah Ma'ruf Amin pada segmen pemilih milenial.
"Beliau tak perlu diragukan soal penguasaan masalah ekonomi dan penetrasi terhadap pemilih milenial. Erick Thohir sosok yang cukup mudah terkoneksi dengan pemilih milenial, cukup kreatif dan confident," katanya.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Djoko Santoso, menghadiri perayaan HUT ke-20 Partai Amanat Nasional di kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Agustus 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Menurut Pangi, pemilihan nama Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandiaga juga menggambarkan dengan jelas akan fokus pada isu strategis bidang keamanan nasional. Djoko merupakan mantan Panglima TNI, jenderal tempur lapangan, juga paham soal strategi dan peta lapangan (mapping).
Baca juga: Pengamat: Jokowi Pilih Erick Thohir untuk Lawan Sandiaga
Namun, Pangi menuturkan, pemilihan dua nama ini masih menyisakan titik lemah. "Nama Erick Thohir memang sudah malang-melintang di dunia usaha, namun masih terbilang baru dalam urusan politik praktis," ujarnya.
Ia mengatakan dunia politik tentu punya dinamika sendiri yang berbeda secara diametral dengan dunia bisnis, sehingga ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Erick dalam mengelola situasi ini.
Baca: Erick Thohir: Saya Terima Ketua Timses Karena Rekam Jejak Jokowi
Sementara itu, pemilihan nama Djoko Santoso juga punya beban tersendiri di koalisi partai pendukung Prabowo-Sandi lantaran Djoko merupakan anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Menurut dia, dominasi Gerindra dikhawatirkan akan melemahkan loyalitas dan soliditas partai pengusung dalam memenangkan Prabowo-Sandi.
"Partai Gerindra harus bisa meyakinkan partai koalisi untuk menjelaskan situasi ini, di mana semua jabatan strategis, mulai dari capres, cawapres, dan ketua tim pemenangan, semuanya disapu bersih kader Partai Gerindra," kata Pangi.