TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno, menyatakan berita yang menyebut ia memberikan mahar Rp 1 triliun untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai dana kampanye adalah pelintiran.
Baca juga: Sandiaga Uno Sambangi Rumah Aburizal Bakrie
“Sangat tidak benar. Lihat saja transkripnya. Ya kalau mau belok kiri-kanan boleh tapi jangan lari dari transkrip,” kata Sandiaga di Mall One Belpark, Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Ahad, 12 Agustus 2018.
Dalam pemberitaan sebuah media, Sandiaga Uno disebut mengakui bahwa mahar Rp 1 triliun diberikan kepada PKS dan PAN untuk dana kampanye. Ucapannya itu diambil saat wawancara seusai pertemuannya dengan politikus senior PAN, Soetrisno Bachir, pada Sabtu, 11 Agustus 2018.
“Saya tidak pernah ngomong begitu. Tapi saya bilang udah-lah, ini kan pilpres yang mempersatukan,” tutur Sandiaga.
Baca juga: Menjelang Tes Kesehatan, Sandiaga Uno Pilih Istirahat
Padahal, menurut dia, saat ini partai koalisi pengusung dia dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tengah menghitung kebutuhan dana kampanye. Sandiaga juga berencana berkonsultasi terlebih dulu dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait dengan hal tersebut.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan ada politik transaksional yang mempengaruhi Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai calon pendampingnya dalam pemilihan presiden 2019.
Ketika dikonfirmasi wartawan, maksud transaksional itu adalah informasi tentang Prabowo yang memilih Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden karena telah menyetor duit masing-masing Rp 500 miliar ke PAN dan PKS.
Baca juga: Meski Prabowo Pilih Sandiaga, GNPF Tetap #2019GantiPresiden
Andi Arief tidak membantahnya. "Saya, Andi Arief, tidak pernah membuat isu dalam karier politik saya," ucap Arief di rumah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sehari menjelang pendaftaran capres dan cawapres.