TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo sepakat dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ihwal sosok calon menteri muda dari partainya untuk kabinet periode kedua Presiden Joko Widodo (Kabinet Jokowi). Sosok yang dimaksud ialah Dito Ariotedjo, Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), organisasi sayap Partai Golkar.
Baca juga: Burhanuddin Muhtadi: Restu Jokowi Jadi Penentu Siapa Ketum Golkar
"(Dalam hal ini) saya sepakat," kata Bamsoet, sapaan Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2019.
Menurut Bamsoet, Dito adalah sosok yang memiliki kompetensi dan integritas menjadi kandidat menteri muda Jokowi. Meski begitu, dia mengimbuhkan bahwa yang memiliki otoritas mengajukan Dito adalah Airlangga.
"Bagus, menurut saya dia salah satu yang layak diajukan oleh Partai Golkar, tapi yang pasti hak otoritasnya ada di ketua umum," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Nama Dito Ariotedjo sebelumnya disebut oleh Airlangga Hartarto sebagai kader muda yang layak menjadi menteri di kabinet jilid II Jokowi. Hal ini disampaikan Airlangga saat perayaan hari ulang tahun AMPI di ke-41 di Energy Building, Jakarta, Jumat, 5 Juli 2019.
"Golkar telah memiliki calon untuk diusulkan masuk dalam kabinet. Salah satunya, Dito Aritedjo," kata Airlangga. "Semoga disetujui dan direstui Pak Presiden."
Dito Ariotedjo adalah nama pertama kandidat menteri dari partai beringin yang disebut Airlangga kepada media. Sebelumnya memang sempat ada sejumlah nama yang diusulkan menjadi menteri, bukan oleh Airlangga melainkan oleh Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono.
Dito Ariotedjo menjabat sebagai Ketua Umum AMPI sejak 2016. Pria berusia 28 tahun bernama lengkap Ario Bimo Nandito Ariotedjo ini juga menempati posisi sebagai Ketua DPP Bidang Inovasi dan Ormas Partai Golkar.
Belakangan, sejumlah nama memang mulai disebut-sebut berpotensi menjadi menteri muda kabinet Jokowi di periode mendatang. Di antaranya Prananda Surya Paloh, Angela Tanoesoedibjo, Nadiem Makarim, dan Bahlil Lahadalia.