TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Subianto resmi membubarkan koalisi pengusungnya di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Dalam rapat yang digelar siang hingga petang ini di rumah peninggalan orang tuanya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Prabowo menyatakan koalisinya dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga sudah berakhir.
Baca: MK Tolak Gugatan Prabowo, PA 212 Akan Gelar Ijtima Ulama 4
"Tugas Koalisi Adil dan Makmur dianggap selesai, oleh karena itu sejak hari ini beliau menyampaikan terima kasih, dan Koalisi Adil dan Makmur: selesai. Begitu juga dengan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi: selesai," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di Media Center Prabowo - Sandiaga, Jalan Sriwijaya I Nomor 35, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Juni 2019.
Muzani menuturkan, dalam pertemuan tadi Prabowo menyampaikan terima kasih kepada semua partai koalisi pengusungnya. Hadir dalam pertemuan itu di antaranya Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.
Juga hadir Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto, dan Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Ada pula Ketua BPN Prabowo - Sandiaga Djoko Santoso, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmati Soekarnoputri dan Fadli Zon, Ketua Ijtima Ulama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria, dan anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade.
Muzani menuturkan, kendati koalisi berakhir, Prabowo berharap komunikasi di antara partai pengusungnya ini terus terjalin. Dia melontarkan perlunya terbentuk suatu kaukus atau forum politik kerja sama di masa mendatang.
"Beliau juga mengatakan bagaimana kerja sama di parlemen, dan kerja sama di forum politik lainnya yang dimungkinkan. Kita juga harus bersatu dalam sebuah kepentingan bersama. Itulah beberapa hal yang menjadi kesepakatan Koalisi Adil Makmur yang dipimpin Pak Prabowo sore hari ini," ujar Muzani.
Muzani mengatakan pertemuan berlangsung akrab dan hangat. Dalam pertemuan itu, kata dia, setiap partai menyampaikan pandangan ihwal kerja sama politik ke depan.
Kendati berharap komunikasi terus berjalan, Muzani menegaskan bahwa Prabowo membebaskan setiap partai menentukan arah politiknya masing-masing. Muzani berujar Ketua Umum Partai Gerindra ini akan menghormati sikap setiap partai koalisi.
"Tentu semua partai memiliki pertimbangan dan jalan pikiran yang tentu saja tidak bisa kita intervensi satu sama lain," ucapnya.
Keputusan Prabowo mengakhiri koalisi pengusungnya ini dilakukan menyusul putusan Mahkamah Konstitusi ihwal sengketa hasil Pilpres 2019 yang dibacakan kemarin, Kamis, 27 Juni 2019. Mahkamah menyatakan menolak seluruh permohonan yang diajukan tim kuasa hukum Prabowo-Sandiaga, serta mengukuhkan kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Baca: TKN: Jokowi Mungkin Berkomunikasi dengan Prabowo di Bangkok. Tapi
Muzani mengatakan, Prabowo dan seluruh koalisi menghormati putusan Mahkamah itu. "MK sudah mengambil keputusan final dan mengikat seperti yang sudah kita tahu bersama. Oleh karena itu mandat yang diberikan partai pada pasangan calon presiden dan wakil presiden hari ini dikembalikan pada partai masing-masing," ujar Muzani.