TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengatakan alasan mereka meminta pendukung tak menggelar unjuk rasa di Mahkamah Konstitusi adalah untuk menghindari provokasi.
Baca: Tim Hukum Jokowi Menolak Keras Perubahan Berkas PHPU Kubu Prabowo
Mereka khawatir, aksi berujung rusuh lantaran adanya provokasi dari pihak lain. "Supaya menghindari, takutnya ada penyusup provokator yang menjadi free rider (penunggang gelap) dan akhirnya memprovokasi aksi damai, supaya menghindari fitnah," kata Andre ketika dihubungi, Kamis, 13 Juni 2019.
Andre berujar, Prabowo dan Sandiaga ingin situasi tetap kondusif selama persidangan di Mahkamah Konstitusi. Dia mengatakan gugatan sengketa hasil pilpres ini juga bukan hanya menyangkut Prabowo - Sandiaga, melainkan aspirasi dari relawan pendukung di pelbagai daerah.
Prabowo - Sandiaga juga memutuskan tak hadir dalam sidang perdana besok, kendati sebelumnya sempat terbuka kemungkinan untuk datang. Menurut Andre, Prabowo dan Sandiaga tak ingin mengundang para pendukungnya ikut datang ke Mahkamah Konstitusi.
Sebelumnya, Prabowo dan Sandiaga meminta pendukungnya untuk tak usah hadir di gedung MK selama persidangan berlangsung. Mereka meminta para pendukung percaya pada langkah hukum dan konstitusional itu.
"Saya dan Sandiaga memohon agar pendukung kami untuk tidak berbondong-bondong hadir di MK pada hari-hari mendatang," kata Prabowo melalui video berdurasi 7 menit 58 detik yang dibagikan tim medianya pada Selasa malam, 11 Juni 2019.
Baca: Strategi Yusril Ihza Mematahkan Gugatan Prabowo - Sandiaga di MK
Prabowo mengatakan, dari awal dirinya dan Sandiaga berpandangan dan bertekad menggunakan jalur konstitusional. Kalaupun sampai ada aksi penyampaian pendapat di muka umum, kata dia, harus tetap damai dan tanpa kekerasan. "Kami sama sekali tidak ingin ada kerusuhan apa pun di negara ini. Bukan seperti itu penyelesaiannya," kata mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini.