TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menceritakan kembali ihwal pertemuan antara Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada 2 Mei lalu. Pertemuan itu memicu spekulasi dari banyak pihak bahwa Demokrat akan segera merapat ke koalisi pemerintahan.
Baca juga: Jokowi - Ma'ruf Unggul 92 Persen Suara di Provinsi Bali
Hinca bercerita, bahwa AHY datang ke Istana, awalnya karena diundang Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. "Pak Pratikno menelpon, bertanya Mas AHY ada dimana? Bisa ketemu Pak Jokowi?" ujar Hinca menirukan percakapan dua orang itu via telepon, pada Jumat malam, 10 Mei 2019.
Karena yang menelepon adalah presiden, ujar Hinca, maka AHY menyambangi Jokowi. "Pak SBY tidak tahu, saya tidak tahu. Setelah pertemuan selesai, barulah ketemu (AHY menceritakan pertemuan itu)," ujar Hinca.
Tiga politikus Demokrat yang, yakni Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief, Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik dan Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon, juga mengkonfirmasi bahwa pertemuan itu bukan atas inisiatif AHY. Hal itu mereka ungkapkan dalam sebuah tulisan berjudul, Jokowi, Prabowo, dan AHY. Siapa Jujur, Siapa Kesatria, yang dikirimkan kepada wartawan, Sabtu, 11/5.
"Inisiatif untuk bertemu Presiden Jokowi bukan berasal dari dirinya dan juga jelas bukan dari SBY," bunyi tulisan itu. AHY datang ke istana, disebut, karena menghormati pemimpinnya, Presiden Republik Indonesia.
AHY disebut tahu bahwa pertemuan itu bakal menuai pro dan kontra, namun risiko itu diambil tanpa keraguan apapun. "Saat ini AHY di-bully habis oleh pihak-pihak yang marah karena AHY bersedia memenuhi undangan Presiden Jokowi dalam kapasitasnya sebagai pribadi," tulis Andi Arief dan kawan-kawan.
Sementara, Demokrat mengklaim pertemuan itu tidak mewakili Partai Demokrat dan juga tidak merepresentasikan kubu Prabowo.
Kubu Jokowi terang-terangan mengatakan pertemuan AHY-Jokowi merupakan upaya inkumben merangkul Demokrat. AHY diundang Jokowi pun, disebut karena merupakan representasi dari Partai Demokrat.
"Mungkin kalau secara formal bukan, tapi secara politik, mau dibilang apapun tetap dia representasi Demokrat. Karena dia (AHY) anak Pak SBY dan merepresentasikan seluruh kebijakan Demokrat. Saya kira, (elite) yang lain pasti tahu," ujar Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding kepada Tempo pada Jumat malam, 10 Mei 2019.