TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan enggan mengklarifikasi soal isu dirinya meminta jatah kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca: Wakil Ketua: PAN akan Kembali Tentukan Arah Partai Seusai Pilpres
"Wawancara sekjen aja. Kami ngurusin Dapil kami," ujar Zulkifli Hasan sambil menutup pintu mobilnya saat ditemui di kantor PAN, Jalan Daksa, Jakarta Selatan pada Sabtu, 4 Mei 2019.
Isu Zulkifli Hasan meminta jatah kursi pimpinan MPR muncul usai pertemuan politikus PAN itu dengan Jokowi di Istana usai acara pelantikan Gubernur Maluku pada Rabu, 24 April 2019 lalu. Seusai pelantikan, Zulkifli dan Jokowi terlibat dalam sebuah percakapan.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Abdul Kadir Karding mengaku bahwa dirinya mendapat informasi dari istana, saat itu Zulkifli berbisik kepada Jokowi meminta jatah kursi pimpinan MPR.
Karding menjamin pernyataannya benar dan siap mempertanggungjawabkannya. "Infonya A1, saya tidak mungkin bohong," ujar Karding saat ditemui Tempo di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 1 Mei 2019.
Zulkifli menyebut pernyataan tersebut merupakan isu yang sengaja dibuat-buat untuk memecah koalisi 02. Ia menjelaskan, kehadirannya di Istana ketika itu hanya untuk menghadiri pelantikan Gubernur Murad Ismail, yang diusung oleh PAN di Pilkada Maluku.
Untuk itu, Zulkifli mengimbau kadernya tak tersulut. "Kader PAN jangan terpancing dengan upaya adu domba ini. Kita tetap fokus mengamankan suara di Dapil!," cuit Zulhas lewat akun twitter pribadinya @ZUL_Hasan yang dikutip Tempo pada Rabu, 1 Mei 2019.
Baca juga: Rumor Zulkifli Hasan Inginkan Pimpinan MPR, Begini Aturannya
Namun, saat ditemui di kantor PAN, Zulkifli enggan menjelaskan secara lugas akan isu-isu yang berkembang tersebut.