TEMPO.CO, Jakarta - Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional 3 sedang berlangsung di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 1 Mei 2019. Sesuai agenda, Ijtima Ulama itu dibuka dengan sambutan dari pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab lewat fasilitas sambungan video jarak jauh atau teleconference.
Baca: Ahmad Sobri Lubis Pastikan Ijtima Ulama Ketiga Tak Bahas Kudeta
"Sebelum dimulainya ijtima, mendengar sambutan dari imam besar kita, Habib Muhammad Rizieq Shihab dari Mekkah," ujar Ketua Dewan Pengarah Ijtima Ulama Ketiga, Muhammad Yusuf Martak, saat ditemui di lokasi. Dalam sambutannya, Rizieq menyampaikan imbauan dan seruan terkait kecurangan di pemilihan presiden 2019.
Salah satu anggota Dewan Pengarah Ijtima Ulama Ketiga, Hanif Alatas, mengatakan Rizieq membacakan Maklumat Mekkah dalam sambutannya. "Yang disampaikan Habib Rizieq Shihab, kurang lebihnya ada di Maklumat Mekah. Itu arahan yang beliau sampaikan di Ijtima Ulama Ketiga tadi," kata Hanif.
Sebelumnya, Rizieq menyampaikan isi Maklumat Mekkah itu lewat akun YouTube Front TV, pada 26 April 2019 lalu. Dalam maklumat itu, Rizieq menegaskan adanya kecurangan dalam pilpres yang dia sebut terstruktur, sistematis, dan masif.
Dalam kesempatan itu, Rizieq menyerukan agar para ulama dan tokoh nasional tetap berjuang mempertahankan nilai yang mereka yakini. Rizieq juga menyerukan agar masyarakat membentuk panitia aksi bela negeri.
Ia menyerukan pula kepada masyarakat untuk menggelar aksi konstitusional dengan mengepung Badan Pengawas Pemilu serta melaporkan kecurangan dengan membawa bukti berupa fakta dan data.
Mengenai seruan Rizieq itu, Yusuf Martak mengatakan bahwa banyak pihak yang salah paham dengan ucapan Rizieq dan menyamakannya dengan People Power.
"Berkembang berita setelah Maklumat Mekkah ini, bahwa Habib Rizieq Shihab menyerukan People Power. Saya pikir itu terlalu dini," kata Yusuf.
Baca: Ijtima Ulama Ketiga, JK: Jangan Sampai Berdasarkan Politis
Yusuf mengatakan maklumat itu lebih mengacu pada imbauan dan seruan dari Rizieq Shihab terkait kecurangan di pilpres 2019. "Lihatlah kecurangannya, baru kemudian, nanti, apa yang akan diambil, langkah selanjutnya," ujarnya.