TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis mengatakan tak perlu ada kekhawatiran bahwa ijtima ulama dan tokoh nasional bakal membahas soal kudeta. “Tak ada yang namanya gerakan ulama itu akan berbuat inkonstitusional," kata Sobri dalam konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 29/04.
Berita terkait: Soal Ijtima Ulama Ketiga, Moeldoko: Apa Urusannya?
Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional ketiga menurut rencana akan digelar di Hotel Lor In, Sentul, Bogor, Jawa Barat pada 1 Mei. Ijtima ini, kata Sobri, adalah musyawarah seperti dalam dua edisi ijtima sebelumnya.
Sobri mengatakan ijtima ketiga akan membahas soal kecurangan selama pemilihan presiden 2019. Ia menuding banyak kecurangan yang terjadi dan merugikan kubu Prabowo – Sandiaga Uno. Jadi, kata dia, ijtima ini merupakan solusi dari kekhawatiran yang muncul di masyarakat.
"Para ulama, yang dalam hal ini mengawal hasil ijtima ulama 1 dan 2, merasa penting, karena ada suara dari bawah, kita mesti berbuat apa," kata Sobri. Dia mengatakan hak mengemukakan pendapat dan bermusyawarah telah dijamin dalam Undang-Undang.
Sobri ikut terlibat aktif dalam dua jilid ijtima ulama sebelumnya. Hasil ijtima pertama merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden, dengan mengusung tokoh islam sebagai wakilnya.
Namun pasca dipilihnya Sandiaga Uno sebagai wakil oleh Prabowo, digelar ijtima ulama kedua yang menerima keputusan itu. Ijtima kedua itu juga menelurkan 17 poin pakta integritas yang ditandatangani oleh Prabowo.
