TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, berujar Sandiaga punya alasan tersendiri yang membuatnya kerap sebut nama seseorang saat bicara soal perekonomian Indonesia. Dalam masa kampanye pemilu 2019 ini, Sandiaga memang kerap mencontohkan kisah orang-orang tertentu saat berbicara soal programnya dalam bidang ekonomi.
Berita terkait: Sandiaga Berjanji akan Dorong Usaha Seperti Rocket Chicken
"Dia (Sandiaga) keliling 1550 titik. Dan dia mencatat. Dia mendengar aspirasi masyarakat, sehingga waktu debat dia ingat, oh, ini masalah yang disampaikan ibu ini, ini disampaikan bapak ini'," kata Andre kepada Tempo, Minggu, 14 April 2019.
Dalam debat kelima semalam, Sandiaga setidaknya menyinggung tiga nama warga saat bicara soal perekonomian di Indonesia. Nama-nama itu adalah bu Nurjanah dari Langkat, Sumatera Utara, pak Rahman dari Sidrap, Sulawesi Selatan, dan bu Mia dari Tegal, Jawa Tengah.
Metode seperti ini bukan yang kali pertama dilakukan Sandiaga. Saat berhadap dengan Ma'ruf Amin 17 Maret 2019 lalu, Sandiaga memunculkan nama bu Lis dari Sragen, Jawa Tengah. Dalam kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno 7 April 2019 lalu, nama-nama ini disebut Sandiaga saat berorasi: bu Ida dari Bali, bu Iis dari Cibitung, pak Agus dari Malang, dan Haji Ami dari Banyuwangi.
Dalam debat semalam, calon inkumben Joko Widodo atau Jokowi pun sampai angkat suara soal cara Sandiaga yang kerap bawa nama seseorang untuk mencontohkan ekonomi. "Ini ekonomi makro, bukan mikro. Bicara agregat produksi itu bukan hanya orang per orang seperti yang bapak sampaikan, tidak bisa itu dijadikan patokan," ujar Jokowi dalam debat kelima yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu, 13 April 2019.
"Tidak mungkin membuat kebijakan hanya berdasarkan satu dua orang yang menyampaikan keluhan kepada bapak. Itu contoh-contoh yang selalu bapak sampaikan, tapi mengelola ekonomi makro tidak seperti itu," lanjut Jokowi.
Menurut Andre Rosiade, penyebutan nama-nama ini membuktikan bahwa Sandiaga sangat mengenal permasalahan masyarakat. "Dia turun ke lapangan, dia dialog dengan masyarakat, menyerap aspirasi masyarakat," ujar dia.