TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden 02 Sandiaga Uno menunjuk Sudirman Said untuk menjawab ihwal dugaan adanya aliran dana perusahaan asing yang masuk ke rekeningnya dan digunakan sebagai dana kampanye. Sandiaga mempersilakan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga itu menjelaskan soal aliran dana asing yang sebelumnya dirilis oleh Komunitas Pemerhati Indonesia (KOPI).
Baca juga: Ketua PPATK Jelaskan Isu Audit Dana Kampanye Asing Sandiaga
"Silakan ke Pak Sudirman," kata Sandiaga saat dikonfirmasi, sesaat sebelum meninggalkan Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2019.
Sudirman Said kemudian menjelaskan bahwa Sandiaga Uno sejak awal transparan ihwal laporan keuangan. Sudirman mengatakan Sandiaga setiap tiga bulan sekali juga melaporkan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebab, ujarnya, ada saham-saham milik Sandiaga yang nilainya memang naik turun.
"Pak Sandi laporkan kekayaannya karena dia baru selesai jadi wagub, dan kemudian secara berkala berkomitmen untuk lapor terus," kata Sudirman.
Sudirman mengatakan dirinya juga sudah membaca informasi yang beredar di media tentang aliran dana asing untuk biaya kampanye Sandiaga. Menurut lembaga Kopi, ada dugaan aliran dana ke enam rekening pribadi Sandiaga Uno di Bank Permata yang bersumber dari tiga perusahaan asing menjelang Pilpres 2019. Perusahaan tersebut di antaranya Uno Capital Holding INC, Ace Power Investment Limited, dan Reksadana Schrodee USD Bond Fund.
"Total dugaan aliran dana asing yang masuk ke rekening Sandi Rp 276 miliar. Aliran dana asing masuk ke rekening pribadi Sandiaga dan diduga mengalir ke sejumlah rekening yang diduga sebagai dana kampanye," ujar tim investigasi Kopi, Ridwan, dalam diskusi Mendeteksi Dana Kampanye Pemilu 2019 di Upnormal Coffee, Jakarta, Senin, 8 April 2019.
Sudirman mengatakan catatan itu perlu dikritisi. Dia pun meminta agar publik menelusuri profil lembaga Kopi ini. Namun, dia juga menjelaskan bahwa catatan transaksi itu legal saja karena Sandiaga memang menjual sebagian aset di luar negeri dan dimasukkan ke rekening perusahaan-perusahaan itu.
"Sebagian barangkali itu transaksi legitimate yang sebagai pengusaha pasti ada portofolio di luar dan mungkin untuk kebutuhan kampanye ini dijual," ucapnya.
Sudirman pun membenarkan sebagian rekening Bank Permata yang tercatat itu merupakan milik Sandiaga. Dia berujar Sandiaga mempersilakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menguji transaksi tersebut. Sudirman juga mengatakan informasi itu tak mengganggu mereka.
Baca juga: Kampanye Milenial, Sandiaga Sebut Sarengat Hingga Chairil Anwar
"Jika PPATK mau menguji ya dipanggil saja, enggak ada masalah. Jadi itu bukan info yang membuat kami terganggu. Memang itulah konsekuensi menjadi pejabat publik," kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini.
Ihwal penggunaan uang untuk dana kampanye, Sudirman mengklaim seluruh dana masuk dan keluar sudah dilaporkan secara rutin. Dia mengatakan Sandiaga juga akan kembali melaporkan seluruh asetnya ke KPK jika kampanye sudah rampung.
"Perubahan aset naik turun gimana, nanti akan ada di laporan akhir bahwa sebagian asetnya Sandi diberikan kepada BPN untuk kampanye," kata Sudirman.
Sementara itu, melalui suratnya kepada redaksi Tempo.co pada 10 April 2019, Presiden Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia Michael T. Tjoajadi menegaskan bahwa Schroders ataupun anak perusahaannya tidak pernah berkontribusi dalam kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. "Schroders memiliki kebijakan global untuk tidak berkontribusi pada kegiatan politik apapun," kata Michael.
Selain itu, Schroders juga memastikan bahwa mereka tidak memberikan komentar mengenai individu, baik nasabah atau bukan. "Apa yang dilakukan seorang individu terhadap pencairan investasinya, adalah sepenuhnya hak individu tersebut untuk menentukan, dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Schroders maupun anak perusahaannya," kata Michael lagi.
CATATAN REDAKSI: Naskah berita ini diubah pada 12 April 2019 pukul 16.03 WIB dengan menambahkan konfirmasi dari Schroders Indonesia.