TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menggelar kampanye di Stadion Sriwedari Solo, Rabu 10 April 2019. Kampanye itu dihadiri ribuan pendukung yang memadati stadion tersebut.
Baca juga: Survei Internal BPN: Prabowo 62 Persen, Jokowi 38 Persen
Dalam kampanye tersebut, Prabowo kembali mengeluh seringnya merasa diperlakukan secara tidak adil selama menggelar acara kampanye. "Kampanye dilarang-larang dan dihambat," katanya saat berorasi.
Kampanye yang digelar di Kota Solo itu menurutnya terselenggara setelah sempat beberapa kali tidak memperoleh izin di tempat lain. "Tadinya mau kampanye di Semarang," katanya. Namun, pemerintah daerah setempat tidak memperbolehkan mereka untuk berkampanye di kawasan Simpang Lima.
Tim Prabowo lantas mencoba memindah kampanye ke GOR Jatidiri, namun juga tidak memperoleh izin. "Akhirnya kampanye dipindahkan ke Solo," katanya. Dia tidak menyangka kampanye tersebut akhirnya justru dihadiri ribuan massa yang memadati Stadion Sriwedari.
Baca juga: Rustriningsih Sebut Satu per Satu Kader Banteng Pilih Prabowo
Prabowo bahkan membandingkan pengalamannya dalam mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden 2009. Saat itu dia mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Sukarnoputri. Mereka berhadapan dengan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY sebagai petahana.
Menurut Prabowo, saat itu pihaknya sama sekali tidak mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari petahana. "Saya ngomong yang sebenarnya, bukan hanya karena di sini ada AHY (Agus Harimurti Yudhoyono)," kata Prabowo.