TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator tim panelis debat pemilihan presiden kelima, Mohammad Nasih, berharap kedua kandidat, Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto bisa mengeksplorasi pertanyaan debat dengan pendekatan strategis. Debat capres pamungkas yang akan digelar 13 April 2019 tersebut bertema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri.
Baca: Debat Capres Terakhir, Ekonom Minta Tak Cuma Bahas Harga Cabai
“Kami ingin bikin suasana debat kelima lebih hidup dan bergairah lagi, dan bagaimana kandidiat bisa mengkampnyekan gagasannya mengenai ekonomi, kesejahteraan, keuangan, investasi, serta industri,” ujar Nasih kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 9 April 2019.
Nasih menyebutkan, tim panelis saat ini masih merampungkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada kedua kandidat saat debat. Menurut dia, pertanyaan yang bakal diajukan tidak soal teknis tetapi lebih bersifat strategis.
“Kita tidak berbicara masalah teknis, itu urusan Dirjen. Ini masalah presiden, isu-isu strategis makro,” katanya.
Ada 10 panelis yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum untuk untuk menyiapkan daftar pertanyaan untuk debat kelima nanti. Sepuluh panelis ini berasal dari sejumlah perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.
Komisioner KPU Wahyu Setiawan mengatakan tidak ada perbedaan format debat kelima dengan debat-debat sebelumnya. Namun, untuk kali ini, dia mengingatkan, debat akan diikuti oleh calon presiden dan wakilnya. Jokowi akan didampingi Ma'ruf Amin, sedangkan Prabowo dengan Sandiaga Uno.
“Untuk debat kelima, format dan mekanisme debat ajeg seperti format dan mekanisme debat keempat," ujarnya.
Baca: KPU Tambah Jumlah Undangan Pendukung Calon di Debat Capres Kelima
Berikut 10 orang panelis yang telah ditetapkan KPU untuk merancang soal-soal debat kelima.
1. Rektor Universitar Airlangga, Prof Mohammad Nasih
2. Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura, Prof Eddy Suratman
3. Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah, Dr M Arief Mufraini
4. Dekan FEB Universitas Diponegoro, Dr Suhartono
5. Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi, Dr Herman Karamoy
6. Dekan FEB Universitas Udayana, Dr I Nyoman Mahaendra Yasa
7. Dekan FEB Universitas Andalas, Dr Hariv Amali Riva'i
8. Guru Besar ITB, Prof Dermawan Wibisono
9. Dosen Community Development Unika Surya Pranata Semarang, Tukiman Taruno Sayoga
10. Dir Eksekutif Indonesia for Global Justice Rahmi Hartanti