TEMPO.CO, Jakarta-Peneliti Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA , Adjie Alfaraby, mengatakan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menghadapi tantangan berbeda di delapan hari terakhir menjelang hari pencoblosan.
Adjie menuturkan tantangan Jokowi - Ma'ruf adalah memastikan pemillihnya mau datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan menggunakan hak pilih. Alasannya, berdasarkan hasil sigi sejumlah lembaga survei, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf telah di atas 50 persen.
Baca: LSI Denny JA: Pengaruh Caleg Tentukan Posisi Partai Politik
"Pekerjaan rumahnya adalah bagaimana memobilisasi pendukungnya ke TPS, menarik pemilih di rumah untuk datang ke TPS," katanya dalam diskusi bertema Prediksi Dinamika Pemilu Serentak Dalam Perspektif Sosial, Politik, dan Keamanan, di Jalan Raden Saleh, Jakarta, Selasa, 9 April 2019.
Adapun tantangan Prabow -Sandi, menurut Adjie, cukup sulit. Sebab, berdasarkan survei jumlah pemilih yang belum menentukan sikapnya tersisa 10 persen.
"Walaupun semua lari ke penantang, sebetulnya tidak cukup memenangkan pertarungan. Maka upayanya bukan hanya merebut undecided voter tapi juga melemahkan dukungan ke inkumben," kata dia.
Sayangnya, kata Adjie, Prabowo-Sandi gagal menciptakan atmosfer Indonesia butuh perubahan. Padahal dalam kasus inkumben melawan penanatang, sejak awal pihak penanatang harus bisa membangun euforia masyarakat butuh pergantian kepemimpinan. "Apa yang dilakukan di sisa waktu ini sebetulnya sudah terlambat," ucap peneliti LSI Denny JA itu.
Simak: LSI Denny JA: Jokowi - Ma'ruf Unggul Telak dari Prabowo - Sandi