TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menyayangkan beredarnya video yang mempertontonkan Menteri Koordinator Kemaritiman RI, Luhut Binsar Pandjaitan sedang memberikan amplop kepada Kiai Zubair Muntasor di Madura beberapa hari lalu.
Baca juga: Luhut Panjaitan: Ada Gerakan Ingin Mengganti Ideologi Pancasila
Dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Andre menyebutkan bahwa pemberian amplop itu disertai ajakan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara dan mendukung salah satu pasangan calon di pilpres 2019. Menurut Andre, apa yang dilakukan Luhut itu menunjukkan pejabat negara yang melakukan money politics. Padahal, tindakan itu dilarang oleh Undang-Undang Pemilu.
"Ini tidak mendidik, Bawaslu harus berani menindak Pak Luhut. Jelas menyuruh orang mendukung salah satu paslon dengan memberikan uang itu money politics," kata Andre dalam siaran persnya, Kamis, 4 April 2019.
Andre juga mengatakan Bawaslu sebagai lembaga pengawas harus tegas menunjukkan netralitasnya. Bawaslu, kata dia, jangan hanya berani menindak kesalahan yang dilakukan oleh mereka-mereka yang tidak mendukung inkumben.
"Iya dong harus berani netral, saya yakin Bawaslu itu diisi oleh orang-orang kredibel. Jangan sampai hanya menindak kepada pejabat publik yang dukung oposisi saja, padahal jelas ini membagikan uang untuk mendukung salah satu paslon," ujarnya.
Menurut Andre, apa yang dilakukan Luhut tidaklah etis karena terjadi di depan banyak orang. Pasalnya, ia melanjutkan, seorang kiai atau ulama harusnya dimuliakan, bukan malah disuruh untuk memilih paslon tertentu dengan memberikan uang, apalagi sampai direkam.
Baca juga: Sandiaga Berencana Izinkan Cantrang, Luhut: Tidak Sesederhana Itu
"Jelas menurut saya para ulama dan para kiai itu kita harus hormati, bukan dikasih uang dengan meminta dukung paslon tertentu," tutur Andre.