TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menyebut ancaman Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais, akan menggunakan people power, adalah bagian dari framing untuk mendelegitimasi Pemilu.
Berita terkait:Pengamat: People Power Amien Rais Bentuk Provokasi Demokrasi
“Manuver ini merupakan salah satu plot dalam framing akan ada kecurangan dalam pemilu. Framing ini bagian dari skenario besar delegitimasi hasil pemilu," kata Ace melalui keteragan tertulis, Selasa, 2 April 2019.
Ace menyebut framing kecurangan pemilu ini dilakukan oleh kubu oposisi dengan beberapa cara: Pertama, menyebarkan fitnah aparat tidak netral; Kedua, menyebar fitnah penyelenggara pemilu dibayar; Ketiga, membangun konstruksi cerita kertas suara tercoblos; Keempat, menyebut ada pemilih berkebangsaan asing, dan mendramatisasi temuan e-ktp bekas.
Manuver ini, menurut Ketua DPP Partai Golkar tersebut, sengaja dilakukan. Karena dari hasil survei selisih elektabilitas antara 01 dan 02 cukup jauh. "Maka disiapkan skenario pemilu curang dan ancaman people power," tuturnya.
Amien Rais dan BPN Prabowo-Sandiaga tengah mempersoalkan daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. BPN mengklaim menemukan 17,5 juta DPT bertanggal lahir sama di 1 Juli, 31 Desember, dan 1 Januari.
Amien Rais telah dua kali menyerukan ancaman bakal mengerahkan massa untuk turun ke jalan dan melakukan aksi people power jika terbukti terjadi kecurangan di pemilihan presiden atau pilpres 2019.
Istilah people power ini dilontarkan Amien sejak, Ahad, 31 Maret 2019 saat aksi 313 di depan kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta. Aksi 313 ini digelar untuk menuntut agar KPU menjalankan pemilihan umum 17 April 2019 dengan jujur dan adil. Amien mengulanginya saat berpidato di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Senin, 1 April 2019.