TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan kakaknya, calon presiden 02, Prabowo Subianto sudah membahas soal menteri dalam kabinetnya jika nanti memenangi pemilihan presiden 2019.
Baca: Di Bandung, Prabowo Singgung AHY Jadi Menteri Jika Menang Pilpres
"Dengan saya ada," kata Hashim di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Senin, 1 April 2019.
Saat ditanya lebih lanjut soal komposisi menteri, Hashim mengatakan mereka sudah membicarakannya dengan Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera. Namun, Hashim tak merinci apakah dirinya dan Prabowo sudah sampai pada pembahasan nama-nama kandidat menteri.
"Saya kira itu antara saya dengan kakak saya. Kami kan sudah sepakat dengan PAN ada tujuh menteri untuk PAN, enam untuk PKS," kata Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga ini.
Hashim mengatakan kesepakatan porsi menteri untuk partai lainnya masih didiskusikan. Selain PAN dan PKS, partai lainnya yang menjadi pengusung Prabowo dan Sandiaga ialah Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.
"Demokrat belum definitif," kata Hashim.
Dia mengimbuhkan, nama AHY dipertimbangkan dalam posisi menteri. Namun Hashim belum merinci posisi apa yang akan diberikan kepada putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. "AHY salah satu (yang) dipertimbangkan," ucapnya.
Hal ini disampaikan Hashim saat ditanya ihwal kecenderungan Prabowo dalam kampanye terbukanya belakangan ini. Prabowo beberapa kali melempar sinyal soal orang-orang yang akan duduk di kabinet jika dia menjadi presiden.
Pertama ialah saat menghadiri deklarasi dukungan dari pengusaha nasional di Djakarta Theater, Kamis malam, 21 Maret 2019. Namun kala itu, Prabowo hanya membocorkan kriteria menteri yang dia inginkan. Menterinya harus pintar, muda, dan berpihak kepada Indonesia.
"Tapi tidak hanya pinter, harus punya akhlak, dan harus muda. Tidak hanya muda, tapi harus berpihak kepada bangsa sendiri," kata Prabowo.
Berikutnya ialah saat kampanye di Stadion Sidolig, Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 28 Maret. Di sela pidatonya, Prabowo memanggil beberapa tim sukses yang sedang duduk di kursi di bagian belakang. Ia meminta nama-nama yang dipanggil untuk bergabung ke depan panggung bersama Prabowo.
"Itu orang-orang pintar ada di belakang gua semua, jadi kalau gua presiden kira-kira siapa yang ada di kabinet gue. Eh untuk apa saya sembunyi-sembunyi. Lu mau beli kucing dalam karung," kata Prabowo di stadion Sidolig, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Kamis, 28 Maret 2019.
Ketika itu, sejumlah elite partai pendukung Prabowo ikut dalam kampanye. Komandan Komando Gabungan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman, Sekjen PAN Hinca Pandjaitan, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso, dan mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pun maju bergabung ke depan panggung.
"Saya tanya AHY pantas enggak jadi menteri? Jujur ya. Eh eh eh jangan karena gantengnya aja ya. Dia ganteng tapi dia lulusan Harvard, lu tau berapa orang Indonesia yang lulus dari Harvard tiap tahun mungkin 2-3 orang. Aku juga dulu ke Harvard tapi jalan-jalan saja," kelakar Prabowo.
Prabowo pun memuji satu persatu tim sukses yang dia panggil ke depan panggung. Tak terkecuali mulai dari Sohibul Iman, Priyo, Hinca hingga Ahmad Heryawan (Aher). "Bukan karena beliau ketua partai, gak jadi ketua partai saja beliau sudah jadi orang pintar," katanya.
Baca juga: Gerindra Bantah Daftar Menteri Kabinet Prabowo di Media Sosial
"Aher bagaimana Aher dua kali gubernur pantas gak kalau kita angkat jadi menteri. Edi Suparno pakar keuangan kalau ngitung korupsi paling pinter dia. Pak Hinca itu koboy dari Sumatra itu," katanya.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | AMINUDDIN