TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyebut calon presiden inkumben Joko Widodo tak memahami aturan yang melarang pemilih mengenakan atribut yang berasosiasi dengan calon tertentu saat pencoblosan.
Baca: Tanggapi Jokowi, Kubu Prabowo: Yang Identik dengan Putih, Ya PKS
Hal ini disampaikan Dahnil menanggapi pernyataan Jokowoi yang mengajak pendukungnya mengenakan baju putih saat hari-H pencoblosan 17 April nanti.
"Itu mencerminkan beliau tidak memahami aturan, ketika menyoblos prinsipnya dan aturannya tidak boleh mengenakan simbol-simbol tertentu yang berasosiasi pada calon tertentu," kata Dahnil kepada wartawan, Rabu, 27 Maret 2019.
Menurut Dahnil, ajakan Jokowi itu berbahaya dan bisa menimbulkan perpecahan di antara masyarakat. Dia pun meminta agar pernyataan-pernyataan seperti itu tak lagi terlontar. "Jadi stop mengeluarkan statement yang memecah-belah,' ujarnya.
Pernyataan Jokowi itu terlontar saat kampanye di Dumai, Riau, Selasa kemarin, 25 Maret. Jokowi beralasan, baju putih itu untuk mencocokkan dengan warna yang dia dan Ma'ruf Amin kenakan dalam foto yang terpampang di surat suara.
Baca: Ajak Pakai Baju Putih, Jokowi: Jas Itu Mahal, Pakaian Orang Eropa
"Jangan lupa saya ingatkan 17 April itu kita pakai baju putih, karena yang mau dicoblos bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita," kata Jokowi dalam orasi di kampanye terbuka di Lapangan Bukit Gelanggang, Kota Dumai, Riau, Selasa, 25 Maret 2019.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | AHMAD FAIZ