TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Bidang Perkembangan Politik Nasional Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI), Aisyah Putri Budiatri mengingatkan adanya potensi migrasi suara menjelang hari pemilihan 17 April 2019. Kubu Jokowi - Ma'aruf Amin dan Prabowo - Sandiaga belum ada yang memperlihatkan perbedaan program yang kontras sehingga sangat sulit merebut pemilih pengambang (swing voters) yang belum menentukan pilihan.
Tim sukses dan pasangan calon presiden seharusnya membuat langkah dengan aktivitas kampanye yang lebih masif. Menurut Aisyah hingga debat ketiga isu-isu yang dibawakan semuanya dekat dengan persoalan masyarakat, namun pembahasannya masih di permukaan. "Tidak ada penjelasan lebih detail," ujar Aisyah, Selasa, 26 Maret 2019. Sangat penting membuat program kampanye lebih detail dan membuat jangkauan luas.
Baca: Jokowi Targetkan Raih Suara 62 Persen, Pengamat: Tak Berlebihan
Hal lain yang bisa memenangkan pilpres adalah tim kampanye harus bisa memastikan calon pemilihnya datang ke tempat pemungutan suara. "Biar bisa betul-betul memilih," ujar Aisyah.
Ia menjelaskan bahwa Pilpres 2009 dan 2014 menunjukkan angka golput yang tinggi. Angka golput pada Pilpres 2014 mencapai 26 persen. "Nah ini agak kontras pada undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) yang dikategorikan oleh banyak lembaga survei saat itu hanya 10-15 persen bahkan lebih rendah dari itu." Saat itu separuh pemilih tidak datang ke TPS. Padahal menurut survei para responden itu memilih salah satu capres.
Selisih perbedaan jumlah suara, kata Aisyah, sangat riskan. “Angka 10 persen itu sangat signifikan untuk kemenangan."
Baca: Survei Cyrus Network: Perang Udara Tak Efektif Menambah Suara
Pelajaran penting bisa diambil dari Pemilu Amerika Serikat yakni pemilihan antara Donald Trump dan Hillary Clinton. Hillary kalah karena pemilihnya yang sudah loyal tidak datang ke TPS. "Sudah yakin akan menang adalah kesalahan tim sukses Hillary.”
Survei berbagai lembaga menunjukkan mayoritas responden tidak setuju golput. Angkanya signifikan dengan presentasi yang tinggi. "Kalau misalnya salah satu pasangan saja bisa merebut hati yang golput, maka angka migrasi suaranya bisa sangat banyak."