TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin meyakini pembentukan lembaga riset nasional dapat menjadi solusi buntunya pergerakan riset dan teknologi saat ini. Lembaga ini menjadi salah satu program yang akan dibuat, jika ia dan Joko Widodo atau Jokowi terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.
Baca: Debat Cawapres, Sandiaga Janji Defisit BPJS Tuntas 200 Hari
"Saat ini dana masih terbagi di kementerian dan lembaga. Nanti akan kita satukan dan akan jadi satu koordinasi. Akan kami bentuk badan riset nasional," kata Ma'ruf, dalam debat calon wakil presiden, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad, 17 Maret 2019.
Ma'ruf mengatakan pengembangan riset dan teknologi merupakan syarat wajib negara agar dapat maju. Hal ini juga tak terlepas dari prospek Indonesia untuk masuk 5 besar ekonomi dunia pada 2045 mendatang.
"Kita juga sudah sepakat untuk menyediakan dana abadi riset, selain dana abadi pendidikan, dana abadi kebudayaan. Dengan upaya itu, riset kita di masa akan datang akan berhasil memasukan negara ini dan kita menuju 10 years challange," kata Ma'ruf.
Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Natsir mengatakan pembentukan lembaga riset nasional sangat dimungkinkan. Natsir mengatakan saat ini banyak riset yang ada tidak terpakai karena tak sesuai kebutuhan. "Pasarnya apa yang membutuhkan, jangan dibalik keinginian peneliti. Ini nggak boleh," kata Natsir.
Menanggapi rencana Ma'ruf, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menilai pembuatan lembaga riset nasional tidak diperlukan. Ia mengatakan hal itu hanya menambah birokrasi saja. "Bagi kami kucinya di kolabirasi," kata Sandiaga.
Ia mengatakan beberapa rencana pengembangan riset Prabowo -Sandiaga ke depan akan melibatkan peneliti, akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah secara langsung. "Kami pastikan dunia usaha dapat insentif jika investasi di research," kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan ia berpengalaman mengelola dana riset dan tekonogi. Dari pengalaman itu, ia melihat potensi besar anakmuda Indonesia dapat terlihat. Ia menilai yang dibutuhkan saat ini adalah sinergitas di antara dunia usaha dengan peneliti saja.
Simak juga: Debat Cawapres, Ma'ruf Amin Minta Anak-anak Jangan Takut Bermimpi
"Revolusi 4.0 ekonomi kreatif akan bersinergi dengan letupan inovasi mencipatakn lapangan kerja. 2045 tak hanya Indonesia masuk 5 besar ekonomi dunia, tapi kami bisa menciptakan peluang kerja untuk seluruh rakyat Indonesia," kata dia.