TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengatakan razia buku-buku kiri harus tetap dilakukan, karena buku semacam itu tidak sesuai dengan Pancasila. “Mau pemilu, mau tidak, (razia) itu harus tetap dilakukan,” ujar Sandiaga di masjid Al-Azhar, Jumat 15 Maret 2019.
Berita terkait: Kubu Prabowo Tidak Ingin ada Razia Terhadap Buku-buku Kiri
Penyitaan buku-buku kiri terjadi di sejumlah kota beberapa waktu lalu. Komando Distrik Militer 0809 Kediri menyita 183 buku dari Toko Q Ageng dan Toko Abdi di Jalan Brawijaya, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Kedua toko ini berada tak jauh dari kompleks pusat pembelajaran Bahasa Inggris atau yang dikenal dengan Kampung Inggris.
Beberapa buku yang disita, misalnya, Benturan NU PKI 1948-1965 yang disusun oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Kemudian ada Di Bawah Lentera Merah karangan Soe Hok Gie yang membahas pergeseran pola gerakan Sarekat Islam Semarang.
Tak lama setelah peristiwa di Kediri, penyitaan buku juga terjadi di Padang, Sumatera Barat, Januari, 2019. Kepala Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Kolonel Infantri Roy Hansen J. Sinaga mengklaim hanya mengamankan buku-buku yang dianggap mengandung paham komunisme. Roy juga membantah melakukan penyitaan. "Bukan disita, tapi diamankan, dan bukan juga ada razia."
Pernyataan Sandiaga Uno tersebut berlawanan dengan pendapat Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak yang mengatakan kubunya tak ingin ada razia terhadap buku apa pun.
Dahnil beralasan, kubu Prabowo dan Sandiaga justru ingin menciptakan iklim literasi yang membangun. "Yang jelas kami tidak mau ada razia-razia buku," kata Dahnil di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019.
Dahnil menuturkan, tradisi literasi bisa bertumbuh dengan mengonsumsi semua produk pemikiran. Maka dari itu, kata dia, semua produk pemikiran, termasuk buku-buku kiri harus dihormati dan diberi ruang.
FIKRI ARIGI | BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANDITA RAHMA