TEMPO.CO, Pekanbaru - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta relawan dan pengurus partai mengawal proses pemungutan suara mulai dari daftar pemilih hingga tempat pemungutan suara untuk mengantisipasi kecurangan pada Pemilu 2019.
Baca: Prabowo Imbau Pendukungnya Tak Terpengaruh Survei Elektabilitas
Namun, Prabowo mengaku tidak bisa memberikan uang untuk saksi yang terlibat memantau suara di TPS. "Saya katakan siap tidak?, kami tidak bisa memberikan uang saksi untuk kalian, saya apa adanya," kata Prabowo, di hadapan ribuan simpatisan, saat menyampaikan pidato politik di Gelanggang Olah Raga Remaja, Pekanbaru, Riau, Rabu, 13 Maret 2019.
Prabowo mengatakan ada keterbatasan anggaran dalam menghadapi Pemilu. Sehingga ia juga tidak banyak mencetak baliho serta bagi-bagi kaos. "Tapi saya katakan, yang penting baliho kami ada di hati rakyat Indonesia," kata dia.
Prabowo tidak mempersoalkan bila pihak lawan menyebar uang kepada masyarakat, karena dia yakin hati nurani rakyat tidak bisa dibeli. "Kalau mereka yang mau bagi-bagi uang terima saja, karena itu uang rakyat sendiri, itu uang rakyat Indonesia, tapi pada waktu di depan kotak suara coblos nomor 02," katanya.
"Jangan kira bisa menyogok rakyat Indonesia, jangan kira bisa menipu rakyat terus-menerus. Mungkin ada beberapa pejabat yang bisa kau beli tapi kau tidak bisa beli rakyat Indonesia," kata Prabowo.
Untuk itu, dia meminta relawan agar memeriksa daftar pemilih mulai dari tingkat RT hingga Kelurahan, mengecek setiap nama yang dianggap belum pantas masuk dalam daftar pemilih. "Jangan sampai ada anak bayi yang baru lahir terdaftar ikut memilih atau ada satu nama yang terdaftar sampai lima belas kali," kata dia.
Simak juga: Prabowo: Riau Optimistis Menatap Masa Depan
Namun dalam hal ini Prabowo memuji Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini yang terbuka dan bersedia mendengarkan saran dari peserta Pemilu. "Tapi saya apersiasi KPU sekarang, mereka terima koreksi dan saran, Insyallah mereka akan jaga demokrasi kita," ujarnya.