TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua seniman kakak beradik Butet Kertaradjasa dan Djaduk Ferianto menyatakan dukungannya terhadap calon presiden Joko Widodo atau Jokowi. Alasan yang diungkap keduanya, tidak mau Indonesia bubar atau pecah.
Butet, sang kakak, mengutip rohaniawan Franz Magnis Suseno bahwa pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa. Karenanya, Butet dan Djaduk sekaligus mengajak untuk tidak abstain atau golput.
"Saya memihak dan boleh punya sikap politik yang tegas," kata Butet saat jumpa pers deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia di Yogyakarta, Selasa 12 Maret 2019.
Alumni Jogja Satukan Indonesia di antaranya beranggotakan sejumlah seniman. Mereka sedang menyiapkan beragam acara untuk deklarasi terhadap capres Jokowi di Stadion Kridosono, Yogyakarta, pada 23 Maret mendatang.
Sama halnya pada Pemilu 2014, Butet juga memilih Jokowi. Dampak dari kepemimpinan Jokowi, menurut dia, nyata hasilnya yakni pembangunan infrastruktur di banyak tempat.
Djaduk Ferianto menambahkan, politik agama yang digunakan dalam pilpres berdampak pada mengerasnya konservatisme. Politik agama digunakan untuk mengadu domba masyarakat sehingga merusak persatuan. "Saya juga harus memilih agar Indonesia yang menghargai keberagaman tidak pecah," kata dia.
Deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia yang akan diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni mengajak anak-anak muda untuk memilih Jokowi. Panitia akan menghadirkan santriwati pemilih pemula yang deklarasi bersama Butet dan Slamet Raharjo mendukung Jokowi.
"Konsepnya dibuat cair, ceria, aman, damai, penuh persaudaraan, kekeluargaan, dan persatuan," kata Ketua Panitia Alumni Jogja Satukan Indonesia, Ajar Budi Kuncoro.
Panitia mengklaim deklarasi dukungan terhadap inkumben Jokowi tersebut melibatkan alumni dari 17 perguruan tinggi. Di antaranya individu-individu alumni UGM, ISI Yogyakarta, UII, dan UIN. Acara menggunakan pendekatan seni budaya ini sekaligus cara menggaet suara anak-anak muda generasi milenial. "Jangan golput karena tidak keren," kata Direktur Komunikasi, Publikasi, dan Dokimentasi, Kuss Indarto.