TEMPO.CO, Jakarta-Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur'aniyy, Abdul Karim Ahmad atau Gus Karim, bercerita tentang keislaman calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia keislaman Jokowi sempurna. "Islamnya beliau tidak perlu diragukan lagi," katanya dalam diskusi Islam Kaffah Ala Jokowi di Cikini, Jakarta, Ahad, 10 Maret 2019.
Gus Karim mengaku sebagai guru mengaji Jokowi di Solo. Ia menuturkan pertama kali bertemu Jokowi saat musim haji 2000. Kala itu Jokowi mengantar kerabatnya yang hendak pergi haji untuk berkumpul di gedung wali kota.
Baca: Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji, Jokowi Unjuk Pengalaman
Menurut Gus Karim sejak 2001 hubungannya dengan Jokowi kian dekat. Alasannya Jokowi sering hadir di pengajian yang ia ajarkan, terutama yang digelar oleh persatuan pengusaha mebel Kota Solo. "Beliau pengajian aktif, bukan hanya diam dipojokan. Kalau ada sesi tanya jawab dia suka ikut bertanya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, saat Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo banyak kebijakannya yang pro-terhadap umat Islam. Ia mencontohkan pelaksanaan salat Idul Fitri dan Idul Adha yang biasanya digelar di stadion atau lapangan, di era Jokowi dipindah ke balai kota.
Simak: Jokowi Minta Relawannya Lawan 5 Isu Hoaks
Gus Karim berujar saat Ramadan tiba, Jokowi mengadakan salat tarawih di rumah dinasnya di Solo. Model salat tarawihnya, kata dia, sekaligus dengan khataman Alquran. "Dan beliau ikut makmum sampai selesai," ucapnya.
Salah satu keputusan Jokowi yang paling mencolok saat menjadi wali kota, kata Gus Karim, adalah kala mengubah kawasan lokalisasi di Kampung Silir menjadi Islamic Center.