TEMPO.CO, Bandung - Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi mempromosikan program terbarunya Kartu KIP Kuliah dalam acara deklarasi Alumni Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan Kota Bandung, Ahad, 10 Maret 2019. “Karena saya berhadapan dengan intelektual-intelektual, saya ingin mengenalkan satu kartu saja, kartu KIP Kuliah, seperti ini,” kata dia, Ahad, 10 Maret 2019.
Jokowi mengatakan kartu itu bagian dari programnya kelak saat terpilih kembali. Program yang dijanjikan pada periode mendatang bukan lagi terkonsentrasi pada infrastruktur, tapi pada peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Baca: Jokowi Hadiri Deklarasi Alumni di Jabar Jawab Sejumlah Isu
Setelah infrastruktur, tahapan besar kedua adalah pembangunan sumber daya manusia. “Dalam lima tahun ke depan, kita akan betul-betul kerja keras secara besar-besaran,” kata Jokowi.
Pembangunan SDM itu untuk mengantisipasi masalah yang kerap muncul di negara-negara dengan mayoritas warganya berada di kelas menengah. “Kita tidak ingin terjebak ‘midle income trap’, jebakan-jebakan negara berpendapatan menengah.”
Jokowi yakin jika bisa keluar dari jebakan itu, Indonesia akan masuk ke negara-negara maju. “Pada 2040-2045 kita akan masuk ke jajaran empat besar ekonomi terkuat dunia,” kata dia. Syaratnya, pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia dikerjakan tidak hanya perencanaan, tapi dengan implementasinya.
Baca: Hari Ini, Jokowi dan Sandiaga Kampanye di ...
Kartu KIP Kuliah diklaimnya akan memudahkan anak-anak muda dari keluarga kurang mampu mengecam pendidikan tinggi. Ia menceritakan pengalamannya menjadi anak orang yang tidak mampu. “Saya merasakan sendiri mau sekolah sulit, mau kuliah sulit.” Kartu itu, kata Jokowi, penting bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu agar bisa kuliah.
Jokowi mengklaim kartu itu bisa dimanfaatkan untuk membantu biaya kuliah di dalam negeri juga di luar negeri. Rancangan ini dimulai tahun depan. “Kuliah tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar (negeri).”