TEMPO.CO, Bandung - Berkemeja putih dan celana hitam berdiri di atas podium pendek di tengah ribuan masa yang mayoritas berkaus putih alumni berbagai perguruan tinggi dan SMA di Bandung yang sudah menunggunya sejak pagi, Jokowi berbicara lebih dari setengah jam, Ahad, 10 Maret 2019. Dia mengklaim berpengalaman lebih sebagai calon presiden karena sempat memimpin pemerintahan dari level kota, provinsi, hingga menjadi presiden.
“Kalau diberikan kepada yang belum berpengalaman, bagaimana jadinya?” kata Jokowi saat deklarasi Alumni Jabar Ngahiji, di Lapangan Monumen Perjuangan, Kota Bandung. Mengelola Indonesia dengan jumlah penduduk yang sudah menembus 269 juta, dengan wilayah yang tersebar dalam 17 ribu pulau, kata Jokowi, tidak mudah.
Baca: Jokowi di Bandung: ke Terowongan Air Nanjung ...
“Jangan dibilang mudah, dibilang gampang, menguasai masalah-masalah yang ada di setiap provinsi, yang ada di tiap kota dan kabupaten, itu berbeda-beda, karena Indonesia ini berbeda-beda.” Masyarakat Indonesia berbeda suku, agama, adat istiadat, tradisi, dan berbeda bahasa daerahnya. “Kita sering tidak menyadari perbedaan itu.”
Jokowi mengingatkan agar Pemilu tidak mencederai persatuan Indonesia. Jokowi memperingatkan pendukungnya atas beredarnya isu dan fitnah yang beredar. “Kita harus berani mengatakan yang benar tetap benar, dan salah adalah salah.”
Baca: Hari Ini, Jokowi dan Sandiaga Kampanye di ...
Kepada peserta alumni yang sempat disebutkan perguruan tingginya satu per satu itu, Jokowi mengatakan tidak ingin dipuji-puji. “Peringatkan kalau Jokowi salah, enggak apa-apa.”
Deklarasi itu diikuti di antaranya oleh alumni ITB, Unpar, Unpas, Unisba. Selepas menghadiri deklarasi itu, Jokowi dijadwalkan mengunjungi redaksi Harian Pikiran Rakyat, serta menemui sejumlah tokoh di Vila Istana Bunga di Lembang, Bandung Barat. Jokowi kembali ke Jakarta melalui Bandara Husein Sastranegara.